Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Peneliti Senior Swarna Dwipa Institute (SDI)

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Robot Kasir dan Ritel Pintar: Pemicu Gelombang Pengangguran Baru?

6 Oktober 2025   07:00 Diperbarui: 5 Oktober 2025   22:03 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan Tengah: Teknologi yang Berkeadilan

Pertanyaannya bukan apakah robot humanoid akan masuk ke Indonesia--itu hanya soal waktu. Pertanyaan yang lebih penting: bagaimana kita mengelolanya? Ada beberapa jalan tengah yang perlu dipertimbangkan.

Pertama, regulasi. Pemerintah harus membuat aturan jelas tentang sejauh mana perusahaan boleh menggantikan pekerja dengan robot, serta mewajibkan perusahaan menyediakan lapangan kerja alternatif. Tanpa regulasi, perusahaan akan selalu memilih efisiensi jangka pendek, meskipun itu mengorbankan jutaan pekerja.

Kedua, reskilling. Pekerja ritel harus diberikan kesempatan untuk beralih ke sektor lain. Program pelatihan keterampilan digital, logistik, atau layanan berbasis teknologi perlu diperluas. Dengan begitu, pekerja yang tergantikan tidak langsung jatuh dalam jurang pengangguran.

Ketiga, tanggung jawab sosial perusahaan. Ritel modern tidak boleh sekadar menjadi mesin pengumpul laba. Mereka memiliki kewajiban moral untuk memastikan bahwa transformasi teknologi tidak melahirkan ketimpangan yang semakin dalam.

Membayangkan Ritel Masa Depan

Mari membayangkan masa depan ritel di Indonesia. Robot humanoid mungkin akan berdiri di balik meja kasir, menyapa dengan suara sintetis, dan melayani transaksi tanpa kesalahan.

Namun, apakah toko itu akan tetap menjadi ruang sosial? Apakah interaksi manusia akan hilang sepenuhnya, digantikan oleh algoritma yang dingin?

Ritel bukan hanya soal transaksi ekonomi. Ia juga tentang ruang sosial, tempat orang berinteraksi, tersenyum, atau sekadar berbincang singkat dengan kasir.

Jika semuanya digantikan robot, maka yang hilang bukan hanya pekerjaan, tetapi juga dimensi kemanusiaan dalam ruang publik kita.

Menyongsong Revolusi Robotik dengan Bijak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun