Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Peneliti Senior Swarna Dwipa Institute (SDI)

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Robot Kasir dan Ritel Pintar: Pemicu Gelombang Pengangguran Baru?

6 Oktober 2025   07:00 Diperbarui: 5 Oktober 2025   22:03 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak mahasiswa, lulusan SMA, atau pekerja migran yang menggantungkan hidup pada profesi ini. Mereka tidak sekadar menjalankan mesin kasir, melainkan menjaga keberlangsungan ekonomi keluarga.

Dengan kata lain, otomatisasi ritel bukan hanya persoalan teknologi, melainkan juga persoalan sosial-ekonomi yang menyentuh urat nadi kehidupan rakyat kecil.

Kekhawatiran pun semakin memuncak. Menurut laman resmi Galbot menulis bahwa robot G-1 miliknya mempunyai "tingkat keberhasilan hingga 95%. Saat ini, Galbot dapat beroperasi 24/7 di toko seluas 50 meter persegi, mengotomatiskan seluruh proses penanganan 5.000 barang, 6.000 lorong, dan lebih dari 10.000 kotak barang dagangan."

Galbot G-1  di sebuah toko farmasi di Jalan Beixiaguan, Distrik Haidian. (Foto: Galbot.com)
Galbot G-1  di sebuah toko farmasi di Jalan Beixiaguan, Distrik Haidian. (Foto: Galbot.com)

Sejarah yang Selalu Berulang

Perdebatan tentang "mesin menggantikan manusia" sebenarnya bukan hal baru. Sejarah mencatat bagaimana revolusi industri pertama menggusur para pengrajin tekstil di Inggris, menimbulkan perlawanan kaum Luddite yang menghancurkan mesin-mesin tenun.

Revolusi digital di akhir abad ke-20 juga menyingkirkan banyak profesi tradisional yang tak mampu beradaptasi dengan komputerisasi.

Kini, revolusi robotik menghadirkan dilema yang lebih kompleks. Bedanya, yang tergantikan bukan lagi pekerjaan berbasis otot semata, melainkan pekerjaan yang melibatkan interaksi langsung dengan konsumen.

Robot humanoid dengan wajah ramah dan gerak tubuh menyerupai manusia memberi kesan bahwa teknologi bukan hanya mengambil alih, tetapi juga meniru peran sosial yang selama ini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Ketidakadilan Sosial yang Mengintai

Di balik wajah ramah robot kasir, ada bayangan ketidakadilan sosial. Jika perusahaan hanya mengejar efisiensi, maka pekerja manusia akan menjadi pihak yang paling dikorbankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun