Saya review sedikit ya..
Mendiang Hugo Chavez, Presiden Venezuela, punya acara "Alo Presidente", sebuah platform interaktif di mana ia berbicara langsung kepada rakyat Venezuela.
Donald Trump adalah presiden pertama yang menjadikan Twitter sebagai senjata utama. Cuitannya sering kontroversial, langsung menyerang lawan, atau menyebarkan narasi "kita vs mereka".
Mantan Presiden Barack Obama dikenal sebagai "The Great Communicator" generasi modern. Gaya bicaranya rapi, penuh narasi, dan personal. Lewat storytelling, ia membuat kebijakan yang rumit jadi relatable.
Macron aktif di LinkedIn dan Instagram, posting esai panjang atau video kebijakan dengan gaya intelektual.
Apa Artinya bagi Prabowo?
Gaya Prabowo dengan diskusi terbatas jurnalis mirip elite deliberative model (Fishkin, 1991)--dialog terkurasi untuk membangun narasi terkontrol.
Tapi, di era digital, apakah cukup? Sambil tetap mempertahankan format diskusi dengan para pemred sebelumnya, mungkin perlu kolaborasi gaya Chavez (dialog langsung ke rakyat) dan gaya Bukele (platform digital).
Konkretnya: Kalau dulu Chavez menggunakan Radio, mungkin sekarang Presiden Prabowo bisa dengan live di media sosial.
Ingat! Kita hidup di era yang oleh banyak ilmuwan disebut sebagai post-truth society (Keyes, 2004; D'Ancona, 2017), di mana fakta bisa dikalahkan oleh narasi yang terdengar lebih "enak didenger".Â
Dalam konteks ini, publik udah makin sinis sama komunikasi formal nan kaku. Bahasa template istana yang penuh jargon dan diplomasi tinggi makin sulit nempel di hati rakyat (Tumber & Waisbord, 2021).