Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Peneliti Senior Swarna Dwipa Institute (SDI)

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Gen Z Gagal Interview Kerja: Salah Sistem atau Salah Generasi?

6 April 2025   11:46 Diperbarui: 6 April 2025   11:46 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi interview kerja.(Foto: freepik.com via Kompas)

2. Kalau Interview Konvensional Nggak Efektif, Apa Penggantinya?

Opsi #1: Video Portfolio & Project-based Hiring

Daripada ditanya "apa kelebihanmu?", mending mereka tunjukin lewat video pendek tentang project yang udah mereka bikin. Lebih autentik, dan lebih "Gen Z banget." Gen Z lebih nyaman ngerekam jawaban di waktu mereka sendiri. Contoh tools: HireVue, SparkHire. 

Opsi #2: Simulasi Nyata (Realistic Job Preview Test) & Problem-Solving 

Kandidat dikasih tugas nyata yang sesuai dengan posisi yang dilamar. Misalnya bikin konten, analisis data, atau desain sistem. Ini sejalan sama Work Sample Test (Schmidt & Hunter, 1998) yang terbukti lebih valid dalam memprediksi kinerja kerja ketimbang interview tradisional. Kasih studi kasus nyata terkait pekerjaan (misal: "Buat strategi sosial media untuk produk X dalam 30 menit"). Lebih efektif ketimbang tanya "Apa kelemahan Anda?" 

Opsi #3: Gamifikasi dan Assessment Berbasis Soft Skill 

Gunakan tools yang mengukur problem-solving, teamwork, dan emotional regulation dalam bentuk simulasi interaktif. Tools kayak Mettl atau Pymetrics udah mulai banyak dipakai buat ini. Pakai tes berbasis game untuk ukur kreativitas, logika, dan kemampuan adaptasi. Menurut Armstrong et al. (2020), gamified assessments meningkatkan engagement kandidat Gen Z karena lebih interaktif. 

3. Jadi, Salah Siapa? Gen Z-nya atau Sistem HR-nya?

Gen Z bukan generasi yang "sulit"--mereka cuma beda cara belajarnya, beda ekspektasinya, dan beda gaya komunikasinya.

Kalau HRD tetap maksa pakai metode interview jadul (yang dirancang untuk generasi Baby Boomers atau Gen X), ya wajar aja hasilnya nggak optimal. 

Gen Z bukan "susah diinterview," tapi interview kerja masih banyak yang belum evolve. Gen Z butuh pendekatan yang lebih fleksibel, dialogis, dan kontekstual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun