Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ibu, Puisi yang Tak Pernah Selesai Ditulis

16 Maret 2025   20:56 Diperbarui: 16 Maret 2025   20:56 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang ibu pedagang sayuran di sebuah pasar tradisional.(Foto: Dok. Pribadi)

Waktu bergerak secara tidak biasa. Ganjil. Tanpa isyarat. Rasanya baru kemarin, Ibu mu menangis dari balik pintu persalinan.

Hidup dan kematian setipis baja lempengan. Sementara Ayah mu meratapi kebahagiaan dgn suara adzan yg dieja perlahan dekat di telingamu.

Rasanya baru kemarin, kau merengek di malam buta. Demam tinggi tak terkendali.

Esoknya kau sudah melompat kegirangan melipat perahu kertas untuk kemudian dihanyutkan ke dalam selokan.

Rasanya baru kemarin, kau adalah peniru terbaik di jagadnya dunia kanak-kanak. Dan kini kau menjelma sebagai pemberontak kecil tersayang.

Bising protesmu untuk tidak sepakat pada satu pendapat. Kelak kau adalah pemberontak atas kanun kehidupan. Pelindung Dewi Themis Yang Agung.

Ibumu adalah pemilik rambut menyerupa sapuan ombak dan pasir pantai selatan.

Memutih seperti perak. Terurai bebas menawarkan kisah suka-duka yg begitu lama.

Alismu lebat, mirip sabut kelapa tak terawat. Cokelat bermata biji salak. Teduh, kosong dan berairmata.

Keriput wajah miliknya berbeda. Mengingatkan semua yang hidup kepada kain kafan yang telat dipakai membungkus mayat. Pucat. Duka. Menguat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun