Usai saya menjelaskan, dia pun mulai memahami bagaimana cinta lewat segelas kopi. Kopi tidak hanya dinikmati saat bersantai, berfikir. Demikian cinta, tidak hanya difahami saat berbicara perempuan.
"Nah dik, bagaimana?" tanyaku
Dia pun terdiam, seperti tidak bisa berkata apa-apa. "Iya bang, faham," jawabnya
"Nah dik, ini lah saya bersama kopi, semakin cinta, maka dia akan terus berada di sisiku setiap hari. Tanpa saya butuhkan, dia selalu ada," tidak ada kalimat lain selain mengakhiri obrolan ini dengan kalimat sederhana.
Pukul 00.000 wita, ku seduruk kopi hingga habis sebagai tanda obrolan ringan pun selesai. Kami pun beranjak dari warkop menuju rumah masing-masing. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI