Pikiran menjadi alat utama yang sangat berpengaruh pada diri seorang manusia. Pikiran membuat kita mampu melakukan berbagai hal di dunia ini termasuk pula dalam meraih kesuksesan atau kegagalan. Hal yang sebenarnya dapat mengubah diri kita menjadi berharga atau tidak juga tergantung bagaimana pikiran kita terhadap diri sendiri.Â
Zaman sekarang, banyak sekali hal yang mempengaruhi pola pikir kita menjadi negatif. Bagaimana kita menerima informasi dari sosial media juga menjadi sumber yang nantinya akan disimpan dalam pikiran kita dan mempengaruhi perilaku kita. Semakin banyak kita memproduksi pikiran negatif, maka yang terjadi pada diri kita juga negatif. Pikiran bukan semata sebagai alat untuk kita berpikir, melainkan juga bertindak, berperilaku, begitupun dalam mengatur perasaan kita.Â
Tidak dapat dipungkiri pikiran negatif dalam diri kita selalu hadir dalam berbagai kesempatan. Kadang kala di saat kita sedang bekerja atau berkegiatan tanpa diundang, pikiran negatif pun hadir.
Tidak dapat dipungkiri, pikiran negatif sering kali muncul tanpa aba-aba. Ia tidak perlu pintu terbuka untuk masuk. Bahkan saat kita sedang fokus bekerja, menikmati waktu bersama orang-orang terkasih, atau dalam kondisi hati yang tenang sekalipun pikiran itu bisa saja menyelinap, pelan-pelan merayap, lalu mengambil alih.
Awalnya kita merasa baik-baik saja. Hari tampak berjalan normal. Namun, tiba-tiba muncul suara-suara kecil dalam kepala: "Kamu yakin bisa menyelesaikan ini?" atau "Kenapa kamu tidak sebaik dia?" Bahkan yang lebih menyakitkan, muncul kenangan akan kegagalan masa lalu, penyesalan yang belum usai, atau ketakutan akan masa depan yang belum tentu terjadi.
Pikiran negatif memang lihai memanfaatkan celah. Ia tumbuh subur di ruang-ruang ketidakpastian, di saat kita merasa lelah, atau ketika kita sedang sendirian dengan waktu. Ia bisa membuat dunia yang tadinya tampak terang, perlahan menjadi kelabu.
Namun yang sering kita lupakan adalah, pikiran negatif itu bukan musuh yang harus selalu kita lawan dengan kekerasan. Ia adalah bagian dari diri kita. Ia hadir membawa pesan meskipun terkadang dalam bahasa yang sulit dimengerti. Bisa jadi ia hanya ingin kita beristirahat sejenak, melihat kembali tujuan kita, atau sekadar menyadari bahwa kita sedang berada dalam tekanan yang tidak kita sadari sebelumnya.
Belajar hidup berdampingan dengan pikiran negatif bukan berarti membiarkan diri larut dalam kesedihan atau ketakutan. Tapi, dengan menyadari kehadirannya, kita bisa mengambil kendali. Kita bisa bertanya, "Apa yang sebenarnya aku rasakan?" dan "Apakah pikiran ini benar, atau hanya ketakutanku saja?"
Kita adalah pemilik dari diri ini. Pikiran boleh datang dan pergi, tapi kita punya kuasa untuk memilih mana yang akan kita percayai, dan mana yang hanya akan kita sapa lalu kita lepaskan.
Buku Terapi Berpikir Positif yang ditulis oleh Dr. Ibrahim Elfiky adalah buku yang menjelaskan bagaimana pikiran sangat berpengaruh terhadap diri kita. Buku ini disajikan dengan begitu apik, sehingga kita sebagai pembaca dapat mengerti pembahasan yang disajikan. Gaya penulisan yang mudah dipahami pula dengan menggunakan pendekatan cerita dan pengalaman dari Dr. Ibrahmi yang mampu menjernihkan pikiran negatif kita seketika.Â