Di era yang menyembah kecepatan, membaca buku terasa seperti pemberontakan. Tapi justru di situlah kekuatannya: ia mengajak kita melambat, merasakan kata-kata, dan kembali pada esensi berpikir manusia.
Detox digital bukan tentang menghapus teknologi dari hidup. Ia tentang menemukan keseimbangan. Dan buku diam-diam setia menunggu di rak adalah jembatan terbaik menuju keseimbangan itu. Saat gelisah menyergap karena overstimulasi, ingatlah: sebuah buku adalah pulau tempat otak kita belajar bernapas lagi.
"Ambil satu buku. Duduk. Bukalah halaman pertamanya. Biarkan dunia digital istirahat sejenak. Kita tak akan kehilangan apa pun kecuali 'brain rot' yang menggerogoti pikiran."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI