Yesus tidak mewariskan kekuasaan atau kejayaan duniawi. Ia memilih mewariskan sesuatu yang tampak sederhana, namun penuh makna: makan dan minum bersama. Dalam roti dan anggur, Ia berkata: "Inilah Tubuh-Ku... Inilah Darah-Ku... Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku."Â Sebuah kenangan yang bukan sekadar simbol, tapi kehadiran nyata. Sebuah warisan yang menjadi sumber kekuatan, peneguhan, dan janji penyertaan-Nya.
Saat kita makan dan minum dalam Ekaristi, kita diundang untuk percaya bahwa dalam setiap langkah hidup yang mudah maupun berat. Tuhan menyertai. Ia hadir dalam kesederhanaan, dalam pelayanan yang membasuh kaki, dan dalam kasih yang tak pernah pergi.
Malam Kamis Putih bukan hanya malam kenangan, tetapi malam janji.
Janji bahwa dalam roti dan anggur, Tuhan hadir.
Bahwa dalam kasih dan pelayanan, Tuhan tinggal.
Bahwa dalam setiap latihan kesabaran dan pengorbanan, Tuhan tak pernah meninggalkan.
Maka, dalam keheningan malam ini, mari kita bertanya dalam hati:
Sudahkah aku menjaga warisan kasih ini? Sudahkah aku percaya seperti Tuhan percaya padaku?
Mari hidup dalam iman yang diam-diam bertumbuh, dalam kasih yang tak banyak bicara, tapi nyata dalam setiap pilihan kecil kita untuk tetap mengasihi, melayani, dan percaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI