Mohon tunggu...
Qomaruddin
Qomaruddin Mohon Tunggu... Copywriter yang tertarik pada isu pendidikan dan pemberdayaan masyarakat | Humas Al Irsyad Purwokerto | Redaktur Suara Al Irsyad

Menulis kata, merangkai aksi, dan menumbuhkan harapan untuk dunia yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Api di Jalanan, Luka di Hati Bangsa

30 Agustus 2025   20:00 Diperbarui: 1 September 2025   13:36 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana aksi solidaritas di Surabaya, Jumat (29/8/2025). (Sumber: kompas.com/AZWA SAFRINA)

Tetapi jika energi ini diarahkan menuju kesadaran kritis, maka demonstrasi bisa menjadi titik balik penting: bukan hanya menolak ketidakadilan, tetapi juga menata ulang arah bangsa dengan cara yang lebih adil dan bermartabat.

Kesadaran kritis membutuhkan keberanian dari dua sisi. Dari rakyat, keberanian untuk terus bersuara dengan cara yang membangun, bukan menghancurkan. 

Dari pemerintah, keberanian untuk mendengar dengan hati, bukan hanya dengan telinga; untuk merasakan, bukan sekadar mengamati. Tanpa itu, jurang antara rakyat dan penguasa hanya akan semakin lebar.

Api di jalanan janganlah membakar gedung; biarlah ia membakar ketidakpedulian yang sudah terlalu lama mengeras di tubuh bangsa ini. 

Luka di hati rakyat jangan sampai membuat kita menyerah; biarlah ia menjadi pengingat bahwa demokrasi adalah perjuangan yang menuntut pengorbanan, kesabaran, dan keberanian.

Dalam asap, teriakan, dan bentrokan, aku ingin percaya bahwa bangsa ini sedang bergerak. Mungkin jalannya masih panjang, mungkin sering salah arah, tetapi proses itu nyata. Dan dari proses itulah, kesadaran kritis bisa lahir---asal kita tidak berhenti di tengah jalan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun