Tetapi jika energi ini diarahkan menuju kesadaran kritis, maka demonstrasi bisa menjadi titik balik penting: bukan hanya menolak ketidakadilan, tetapi juga menata ulang arah bangsa dengan cara yang lebih adil dan bermartabat.
Kesadaran kritis membutuhkan keberanian dari dua sisi. Dari rakyat, keberanian untuk terus bersuara dengan cara yang membangun, bukan menghancurkan.Â
Dari pemerintah, keberanian untuk mendengar dengan hati, bukan hanya dengan telinga; untuk merasakan, bukan sekadar mengamati. Tanpa itu, jurang antara rakyat dan penguasa hanya akan semakin lebar.
Api di jalanan janganlah membakar gedung; biarlah ia membakar ketidakpedulian yang sudah terlalu lama mengeras di tubuh bangsa ini.Â
Luka di hati rakyat jangan sampai membuat kita menyerah; biarlah ia menjadi pengingat bahwa demokrasi adalah perjuangan yang menuntut pengorbanan, kesabaran, dan keberanian.
Dalam asap, teriakan, dan bentrokan, aku ingin percaya bahwa bangsa ini sedang bergerak. Mungkin jalannya masih panjang, mungkin sering salah arah, tetapi proses itu nyata. Dan dari proses itulah, kesadaran kritis bisa lahir---asal kita tidak berhenti di tengah jalan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI