Mohon tunggu...
Qiey Romdani
Qiey Romdani Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan Penulis Freelancer

Penulis Freelancer dan Penikmat Sunyi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Doa Anak Saleh dan Monyet Kelaparan

13 Desember 2018   22:15 Diperbarui: 13 Desember 2018   23:21 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Pak Asan diam tak menanggapi cercaan istri dan anaknya.

            "Jangan diam, dong, Pak. Kenapa tidak jual saja tanah pertanian kita yang tidak ada gunanya...."

            "Cukup...!" bentak pak Asan. Dia mulai terpancing emosinya. "Itu tanah sangkolan[1] dari ayah dan ibuku. Sampai kapan pun aku tidak akan menjualnya," tegas pak Asan. 

 

            Kemudian, dia pergi meninggalkan rumahnya yang sesak dengan emosi dan egoisme diri. Dia berjalan melewati jalan setapak dan menanjak menembus gelapnya malam. Dia berjalan tanpa senter apapun, hanya mengandalkan cahaya purnama.  Akhirnya, dia sampai pada sawahnya sendiri yang masih tak ditanami padi atau jagung karena kehabisan biaya untuk membeli bibit. Dia bersujud di tengah hamparan tanah miliknya. Lalu menengadah ke langit meski wajah hampir bertetupi tanah.

 

            "Ya, Allah, kapan hamba bisa kaya agar anak dan istri bahwa sejahtera. Lihatlah, lahan tanah milik petani lainnya sudah ditanami padi, jagung, semangka... sementara tanah hambah masih rata tanpa ada hasilnya. Hamba ingin seperti warga yang lain, dengan tanah yang banyak dan kehidupan keluarganya selalu terpenuhi. Hamba gak kuat menerima cobaan ini...."

 

               Dia mengkhiri doanya, kemudian bersujud lagi. Angin malam membelainya dengan kasih sayang sampai dia tertidur di tanahnya sendiri.

 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun