Mohon tunggu...
P.N. Estu
P.N. Estu Mohon Tunggu... Penulis

Menulis menjadi cara merefleksikan hasil baca. Dengan menulis aku belajar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pelukan yang Tak Terlihat

12 Oktober 2025   14:17 Diperbarui: 12 Oktober 2025   14:17 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kata tak selalu bisa menyapa,
raga tak selalu mampu berpeluk,
senyum tak selalu tampak melengkung.

Namun hatimu yang ranum
telah meruang di diriku sejak pagi itu,
ketika aku menyiapkan piring
dan menemanimu di dapur.

"Siapa yang datang ke mamah, berarti anak mamah."
Ucapmu menghangatkan diriku.

Aku bukan siapa-siapa, datang dari ujung timur,
namun kamu bintang fajar,
cahayamu menghangatkan, memberi bekal untuk perjalanan siangku.

Sekali di rumahmu, aku seperti anakmu, bukan tamu.
Dari obrolan di dapur, mengiris semangka, menyiapkan teh, mencuci piring...
kita beradu senyum,
dan nasihatmu mengalir ringan bersama canda khasmu.

Di pertemuan kedua, aku menciumi pipimu,
spontan seperti seorang anak yang rindu ibu.

Kini rindu mengalir,
getar ketulusanmu menggerakkan batin.

Namun kini, kau telah tidur di rumah barumu,
di mana aku tak lagi bisa memegang telapak tanganmu,
hanya bisa meraba tanah dan menabur bunga,
berucap salam, menguntai doa.

Ibu, guru...
"Siapa yang datang ke mamah, dia anak mamah."
Kau tetap memelukku,
walau raga tak lagi bisa saling menyapa

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun