Mohon tunggu...
Putri EkaSari
Putri EkaSari Mohon Tunggu... Karyawati

Semoga menulis menjadikan amal shalih yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Masalah terasa Berat, Just Talk to Allah

19 September 2025   04:32 Diperbarui: 19 September 2025   04:45 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mata yang terkena Glaucoma, sumber : Medisata.com
Mata yang terkena Glaucoma, sumber : Medisata.com

Glaukoma adalah suatu kerusakan pada indra penglihatan karena terjadi kerusakan pada saraf mata akibat meningkatnya tekanan pada bola mata secara terus menerus. Suatu penyakit pada mata yang kabarnya bisa menyebabkan kebutaan permanen. Si pencuri penglihatan yang diam-diam menghantui ditengah sakit kepala migrain yang sering kurasakan dan dianggap hanya sakit kepala biasa.

Padahal saat itu syaraf mata sedang mengalami kerusakan perlahan, yang disebabkan oleh tekanan tinggi pada bola mata yang tak disadari oleh penderitanya. Glaukoma, penyakit yang kadang disalah artikan dan sering dianggap sebagai penyakit gula, diabetes. Karena kata yang terkesan mirip ketika mengeja.

Sebuah kata yang baru saja ku kenal, entah penyakit bawaan genetik dari siapa, keluarga Ayah ataukah Ibu. Yang ku kenal, hanya si Mbah dari Ayah yang tiba-tiba mengalami kebutaan saat usia sepuh, dan tak diketahui apakah karena Glaukoma atau bukan (penyakit mata lainnya, misalnya katarak atau diabetes). Karena zaman dahulu, orang di desa jarang pergi ke dokter, paling top berobat hanya berobat ke dukun, mantri atau bidan.

Selepas dari kantor dan sampai di rumah, ku pikir hati bisa tenang dan bernafas lega. Tapi malah yang ku dengar omelan Bapak. Saat sedang marah-marah kepada Ibu, karena adik yang terlambat pulang ke rumah sebab asyik main bola. Dan lagi masalah ekonomi rumah tangga yang sedang seret.

Kegundahan di hati pun makin merajalela karena masih menjomblo. Sehingga praktis masih sendiri tanpa pasangan untuk berbagi cerita. Yang kadang terlintas iri dihati ketika teman-teman berceloteh tentang pacar dan anak karena telah memiliki rumah tangga.

Ah.. Perasaan hampa yang tiba-tiba menyergap, seperti ada sesuatu dalam diriku yang hilang, entah apa. Aku mencoba menutup mata, berharap rasa itu lenyap, tapi justru semakin terasa. Seperti ada ruang kosong yang tak bisa kuisi dengan apa pun.

Di atas sajadah, air mata menetes lebih deras seperti layaknya hujan. Ku biarkan saja alirannya menganak sungai di mukena yang akhirnya basah. Sesi menangis, dan berserah kala tahajud adalah sesi curhat panjang pada Allah yang tanpa judge (penghakiman) dari orang lain.

Lewat uraian air mata dan banyaknya keluhan, saya mengakui kelemahan. Dan mengharap kekuatan dari Sang pencipta. Semoga lewat doa yang terselip disela rintihan kesedihan, Allah menghilangkan rasa hampa. 

Menguatkan serta meneguhkan hati yang rapuh. Kemudian membuat hati menjadi lebih ringan, lega, dan plong.

Sehingga esoknya saya lebih siap menjalani hari dengan ikhlas, sabar, dan bersyukur. Serta mengambil hikmah dari setiap kejadian, meskipun masalah terasa berat. Dengan satu harapan, semoga Allah meridhoi setiap hembusan nafas dan langkah terbaik yang diambil. Serta menjadikannya catatan pahala kebaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun