Mohon tunggu...
Putri Rizky Melinda
Putri Rizky Melinda Mohon Tunggu... Blogger l Admin Gudang Intern I Marketing Communication Intern l Staff Admin Intern

Menyajikan secangkir goresan karya hangat untuk menemani harimu.☕✨

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bintang di Taman Hati

30 September 2024   15:18 Diperbarui: 30 September 2024   15:22 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: gurusiana.id

Adnan menatap langit senja yang mulai memerah. Awan-awan berarak perlahan, membentuk pola-pola abstrak yang menggambarkan pergulatan batinnya. Di taman kecil di belakang rumahnya dengan sebuah Sungai yang dihiasi bunga Teratai dan seekor bebek yang sedang berenang, ia duduk di bawah pohon beringin tua menghadap pemandangan Sungai yang menyejukan mata memandang, Sungai itu menjadi tempat saksi bisu ia dan Kiya menghabiskan waktu Bersama selepas pulang sekolah dan pada saat  weekend.

Kenangan masa kecil bersama Kiya berputar bagai film Favorit di dalam benaknya yang ingin ia putar setiap detik. Seketika,Adnan teringat kenangan saat pertama kali mereka bertemu di perpustakaan sekolah. 

Saat itu, Adnan sedang mencari buku favoritnya tentang astronomi dan ia bertemu seorang Perempuan anak baru di sekolahnya yang sedang mencari  buku tentang Astronomi. 

Adnan terpukau akan kecantikan anak baru, hingga ia terdiam membisu. "Hai, adnan kamu baru ya? suka itu, aku juga suka ", tanpa aba-aba ia berkenalan dengan orang asing sambil menunjuk buku yang dipegang Perempuan tersebut. Perempuan itu hanya,"Hai, Kiya", setelah itu meninggalkan Adnan seorang diri. Ia berpikir tentang apa yang lakukan itu sangat tidak sopan. Anehnya ia tersenyum, karena inilah ia pertama kalinya berani berbicara dengan orang asing. 

Di Sekolah Adnan terkenal anak ambisius, dan kutu buku yang tidak mau bersosialisasi dengan teman-teman kelasnya, kecuali ketiga teman kecilnnya sejak SD di Eropa. Mereka berempat sejak bayi sempat tinggal di Eropa hingga sebelum masuk SMP yang mengharuskan mereka kembali ke tanah air dengan beralasan Orang tua mereka. Orang tua mereka bekerja di Perusahaan yang sama. Hal itu, tidak membuat Adnan putus asa ia berjuang untuk bisa berbicara dengan perempuan yang membuat ia penasaran. Sampai, ia memberanikan diri menanyakan dengan teman-teman Kiya melalui ketiga temannya.Tapi, nihil.

Hingga, suatu saat ia melihat Kiya duduk seorang diri sambil membaca buku tentang Astronomi di taman kecil belakang rumahnya. Adnan memberanikan diri untuk duduk di samping Kiya, ia membuka tasnya dan membaca buku tentang sama dengan judul yang berbeda, Diantara keduanya tidak ada yang memulai pembicaraan, hening.Terdengar suara seorang Bebek yang sedang berenang, Entah, ada angin dari mana,

"Adnan, buku yang kamu baca itu karangan  Neil deGrasse Tyson,ya" Adnan terdiam.

"Iya, ki"

"Buku itu langka banget tau,kamu dapat dari mana?"

"Ini aku dibeli pas aku  SD di Eropa, Ki" Ia tersenyum "kamu mau baca, ini aku pijam buat kamu.", memberikan buku yang ia pegangang. "Terimakasih, Adnan. Setelah kejadian itu, keduanya langsung nyambung karena memiliki minat yang sama terhadap bintang dan galaksi. Mereka menjadi dua sejoli yang  tak terpisahkan. Sering  menghabiskan waktu bersama di perpustakaan, saling bertukar pikiran tentang buku yang mereka baca.

    Salah satu momen yang paling berkesan bagi Adnan adalah saat mereka berbagi rahasia terdalam di bawah pohon beringin ini. Kiya mengaku bahwa ia memiliki mimpi untuk menjadi seorang penulis terkenal. Adnan sangat mendukung mimpinya itu dan selalu bersedia mendengarkan cerita-cerita yang ditulis oleh Kiya.

   Namun, takdir berkata lain. Saat mereka menginjak usia remaja, Kiya didiagnosis mengidap kanker darah. Dunia Adnan seakan runtuh. Ia tak pernah menyangka sahabat sekaligus cinta pertamanya harus berjuang melawan penyakit mematikan. Bersama-sama, mereka menjalani hari-hari penuh ketidakpastian. Adnan selalu setia menemani Kiya, membacakan buku, dan menceritakan kisah-kisah lucu untuk menghiburnya.

"Jangan pernah menyerah, ya, Nan," bisik Kiya suatu ketika, tangannya menggenggam erat tangan Adnan. "Aku akan selalu ada di hatimu."Kata-kata Kiya menjadi kekuatan bagi Adnan untuk terus berjuang. Namun, penyakit Kiya semakin parah. Setelah berjuang keras melawan penyakitnya, Kiya akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di pelukan Adnan.

   Kabar kematian Kiya menyayat hati keluarga dan teman-teman mereka. Keluarga Kiya sangat terpukul kehilangan sosok anak perempuan yang baik hati dan berprestasi. Mereka sering mengunjungi rumah Adnan untuk memberikan dukungan dan menceritakan kembali kenangan indah bersama Kiya. Teman-teman sekolah mereka juga merasa kehilangan sosok yang selalu membawa keceriaan. Mereka mengadakan acara penggalangan dana untuk membantu keluarga Kiya.

     Adnan yang biasanya ceria sejak kemunculan Kiya, kini terlihat sangat terpukul. Ia masih sulit menerima kenyataan bahwa sahabat sekaligus cinta pertamanya telah pergi untuk selamanya. Guru-guru dan teman-temannya di sekolah berusaha membantunya untuk bangkit dari kesedihan. Mereka mengajaknya untuk ikut dalam kegiatan ekstrakurikuler dan menghabiskan waktu bersama teman-teman.

    Bertahun-tahun berlalu, Adnan masih belum bisa melupakan Kiya. Ia sering mengunjungi makam Kiya, membawa bunga dan bercerita tentang apa yang terjadi dalam hidupnya. Ia juga sering memandangi kalung yang diberikan Kiya sebagai hadiah ulang tahunnya. Kalung itu selalu ia kenakan sebagai pengingat akan persahabatan mereka.

    Suatu hari, Adnan bertemu dengan Anya, seorang relawan di panti asuhan. Anya memiliki mata yang sangat mirip dengan Kiya. Awalnya, Adnan merasa canggung dan enggan untuk berinteraksi dengan Anya. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai membuka hati. Anya adalah seorang gadis yang baik hati dan penyayang. Ia mampu membuat Adnan tersenyum kembali setelah sekian lama.

  Hubungan Adnan dan Anya semakin serius. Mereka saling mencintai dan saling melengkapi. Namun, perjalanan cinta mereka tidak selalu mulus. Mereka menghadapi banyak tantangan, seperti perbedaan latar belakang keluarga dan tekanan dari lingkungan sekitar. Selain itu, bayangan Kiya masih menghantui Adnan. Ia merasa tidak adil jika harus mencintai orang lain sementara hatinya masih terikat pada Kiya.

  Suatu malam, Adnan menemukan sebuah diary lama milik Kiya yang diberikan oleh mamanya Kiya. Di dalamnya, ia menemukan sebuah surat yang ditujukan untuknya. Dalam surat itu, Kiya mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya kepada Adnan. Ia juga meminta Adnan untuk melanjutkan hidupnya dan mencari kebahagiaan baru.

  Setelah membaca surat itu, Adnan merasa sangat terpukul. Ia menyadari bahwa selama ini ia telah menyakiti Anya. Dengan berat hati, Adnan memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Anya. Ia merasa bahwa yang terbaik untuk Anya adalah menemukan seseorang yang bisa mencintainya sepenuh hati tanpa bayang-bayang masa lalu.

  Adnan kembali ke taman di belakang rumah. Ia duduk di bawah pohon beringin tua, menatap langit malam yang penuh bintang. Ia tersenyum pahit. Ia tahu bahwa ia harus merelakan kepergian Kiya. Namun, ia juga tahu bahwa kenangan indah mereka akan selalu tersimpan di dalam hatinya.

"Terima kasih, Kiya," bisik Adnan lirih. "Kau telah mengajarkanku banyak hal tentang kehidupan dan cinta."

Adnan bangkit dan berjalan pulang. Ia tahu bahwa perjalanan hidupnya masih panjang. Ia akan terus melangkah maju, sambil membawa kenangan indah tentang Kiya di dalam hatinya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun