Mohon tunggu...
Purnama Tambunan
Purnama Tambunan Mohon Tunggu... Tutor - Badminton Lover

""Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya" tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar. Terimalah dan hadapilah." (Soe Hok Gie)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Misteri yang Terungkap

11 Januari 2015   23:32 Diperbarui: 11 Juli 2015   18:11 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Selama setahun itu, ternyata aku cukup banyak mendapatkan jawaban atas ketidakpahaman pelajaran di SMU dulu. Mungkin karena tidak dijejali tugas-tugas sekolah, aku jadi leluasa belajar. Sepertinya tugas-tugas sekolah turut andil menyebabkan kurangnya persiapanku menghadapi ujian seleksi masuk PTN. Alasan klasik nih kalau gagal masuk PTN: persiapan yang minim. Basi ya! Tapi itulah realita yang ada.

Kesempatan kedua datang juga. Dengan persiapan perang yang lebih baik, kumasuki medan ujian seleksi. Saat mengikuti ujian, mental bertandingku jauh lebih siap. Aku lebih pede dan tenang menjawab soal. Karena itulah, data-data rekaman saat belajar bisa cepat loading-nya di otak ketika diperlukan saat menjawab soal. Ternyata modal pengetahuan yang luas saja tak cukup, butuh kesiapan mental yang bisa mengatasi kegugupan dan krisis pede saat mengikuti ujian seleksi.

Apa yang kutabur selama setahun menuai buah yang manis. Akhirnya aku bersua juga dengan keberhasilan yang sempat tertunda menghampiriku. Aku jadi tahu bagaimana rasanya manis itu, setelah sebelumnya mencicipi kepahitan. Ternyata nikmat sekali rasanya.

Penantianku selama setahun bagai sebuah misteri yang belum terpecahkan. Misteri itu sesungguhnya tak kuketahui bagaimana ujungnya. Terjebak dalam misteri setahun itu memaksaku menjalani sebuah proses hidup. Proses ini layaknya lintasan renang yang harus dilalui perenang tanpa tahu kapan berakhir. Yang dikakukan perenang hanya mengerahkan gerakan terbaiknya selama berenang di sepanjang lintasan. Dia terus berusaha, karena dia yakin akan menemui akhir di ujung sana. Dia akan tahu akhir itu ketika menyentuh tepi kolam renang.

Seperti itulah aku memperoleh jawaban dari misteri setahun itu. Kudapatkan jawaban setelah kubiarkan diriku berkubang dalam proses setahun itu. Selama berproses, semangatku fluktuatif, turun-naik. Layaknya perenang yang mendapatkan dukungan dari suporter, demikian juga kudapatkan dukungan dari orang-orang terkasih. Ketika semangatku mengempis, teriakan dukungan dari para suporterku itu memompa semangatku kembali. Suporterku itu sudah seperti bahan bakar semangat saja.

 

Proses mencari jawaban misteri itu membuatku merasakan apa yang disebut berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Terkuaknya misteri itu memaksaku untuk menengok lagi ke belakang, mencermati kenangan-kenangan yang mewarnai lintasan setahun itu. Kadang air mata yang kudapat ketika kegagalan menyapa. Air mata pula yang keluar saking bahagianya sewaktu keberhasilan berhasil kugenggam.

***

Kutinggalkan lili Paris yang menemaniku bernostalgia. Kembali kutatap sepatu kets di hadapanku. Sepatu ini kelak menemani langkahku menimba di sumur pengetahuan, menemaniku menguak misteri-misteri yang baru. Entah bagaimana jawaban misteri itu kelak: jauh melebihi euforia keberhasilanku yang tertunda setahun, atau malah menuai kepahitan. Semuanya diakhiri tanda tanya besar! Apa pun yang kutuai aku siap menerimanya, bahkan pil pahit sekalipun. Soalnya, aku sudah berpengalaman mencicipi rasa pahit.

Akupun tersenyum puas, lalu meraih sepatu itu. Kutempatkan kembali pada rak sepatu, mempertemukannya dengan sepatu-sepatu penghuni kos lainnya. Aku sudah tak sabar merasakan kuliah perdanaku seperti apa. Bah, misteri lagi nih, dan satu hal yang pasti: aku akan mendapatkan jawabannya esok pagi di kampus. Ah, misteri yang cepat terkuak, tak sampai sehari menanti.

Maduratna, 11 Januari 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun