Mohon tunggu...
Pulo LasmanSimanjuntak
Pulo LasmanSimanjuntak Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan

.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

35 Sajak Karya Pulo Lasman Simanjuntak

11 Oktober 2021   21:21 Diperbarui: 11 Oktober 2021   21:36 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengapa zaman pra sejarah nenek moyang Pulau Sumatera
belum ciptakan api
asap yang berangkat dari sebuah titik panas.

Lihatlah hutanku yang kembali dibakar sangat mencengangkan.

Benar kata Pujangga melayu: bangsa ini harus bertobat sungguh-sungguh!
Bukan andalkan teknologi bom air
yang sewaktu-waktu dapat meledakkan kota ini
jadi sebuah daratan gambut
tak berpenghuni.

Palembang,,Rabu 21 Oktober 2015

Kuterbangkan Sajakku Lima Puluh Meter

Dengan hati cemas
penghuni kota mulai berlari-lari
mengejar api dan bau asap menyengat
timbul dari masing-masing ketiak
-- angin jahat berhembus- menembus kaca jendela rumah .


Semua mulut butuh masker
menghindari binatang liar
membawa racun tumbuhan ke atas ranjang.

Kota Palembang Rabu 21 Oktober 2015

Mendaki Bukit Tuban

 

diselimuti hujan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun