Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Trust Issue, Kekhawatiran Berlebihan Akan Pengkhianatan yang Perlu Kamu Tahu

16 Mei 2021   17:57 Diperbarui: 16 Mei 2021   18:00 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Trust Issue

"Tak apa kamu pernah disakiti berkali-kali. Percayalah bahwa setiap manusia yang kuat, adalah mereka yang hidupnya penuh dengan uji"

-Puja Nor Fajariyah

Kalau kamu ditanya, gimana sih rasanya dikhianati? Atau gimana sih rasanya ditinggal pas lagi sayang-sayangnya? Pasti kalau kamu pernah mengalami hal yang seperti ini, maka tentu saja akan membuat kamu sakit hati bahkan bisa jadi kamu akan menjadi trauma untuk kembali pada kondisi yang sama di lain waktu. Iya tidak? 

Percaya atau tidak, kondisi seperti ini memang sudah normal akan kamu lakukan kalau kamu merasakan hal yang aku katakan tadi. Sebagaimana banyak kutipann bijak yang berkata siapa yang mau kembali jatuh ke lubang yang sama? Positifnya, hal ini sebenarnya adalah bentuk kehati-hatian diri dan perlindungan diri dari alam bawah sadar kita. 

Well, kali ini aku ingin membahas mengenai hal ini namun tentu saja dari sudut pandang psikologi. Suatu hal yang memang sering terjadi dalam kehidupan kita ini dan terkadang kita sendiri tidak menyadari akan hal ini. 

Aku sendiri pernah berada pada kondisi yang seperti ini dan jujur saja memang sulit untuk bisa lepas dengan hal ini. Memang butuh waktu, aku sadari sendiri. 

So, kali ini aku ingin sedikit berbagi mengenai psikologi trust issue. Kalau kamu penasaran mengenai hal ini, aku sarankan kamu untuk membaca tulisan ini hingga selesai agar kamu mendapatkan insight atas apa yang aku bagikan. 

Berdasarkan pengertiannya, trust issue ini merupakan bentuk masalah yang menyangkut dengan kepercayaan diri disertai takut akan pengkhianatan, pengabaian, atau manipulasi atas dirinya.

Tentu saja aku yakin banyak dari kita yang pernah mengalami hal ini setidaknya satu kali dalam hidup kita. Adapun bentuknya dalam keseharian seperti sulit memercayai pasangan kita, orang tua, atau bahkan dokter kita sendiri ketika kamu tengah berobat. 

Biasanya, rasa tidak percaya ini dipicu oleh trauma masa lalu yang tak menyenangkan antara kita dengan seseorang atau peristiwa yang memicu traumatis tadi. 

Nah, hal ini yang kemudian membentuk krisis kepercayaan dalam diri kita lantas berujung kita yang begitu sulit menaruh percaya terhadap orang lain yang bahkan sebelumnya kita percaya sepenuhnya. 

Tetapi aku yakin pasti dari kamu juga yang sebenarnya memiliki pengalaman serupa yang menimbulkan trauma, namun kamu sendiri tidak sepenuhnya yakin kalau hal itu yang membuatnya tidak lagi mudah menaruh percaya. 

Trust issue ini biasanya timbul bersamaan dengan beberapa pikiran negatif selayaknya asumsi bahwa tidak ada lagi orang lain yang bisa untuk dipercaya dan orang lain tadi akan cenderung membuat kita celaka. 

Kalau kamu melihat pola yang ada pada orang yang tidak percaya pada orang lain, biasanya itu dipicu oleh perasaan curiga dengan berlebihan terhadap orang lain. 

Kalau kita gambarkan dengan bahasa yang kekinian, trust issue ini adalah nethink alias negative thinking berlebihan terhadap orang lain. Kamu bersikap terlalu curiga, dingin, berhati-hati, dan mempertanyakan makna sikap orang lain terhadapmu. 

Biasanya hal ini akan diikuti oleh perasaan kamu yang takut untuk dihianati oleh orang lain pada waktunya. Dan mengesampingkan fakta mengenai seberapa jujurnya orang tadi di masa kini. 

Orang yang terkena trust issue ini biasanya akan menghindari diri untuk memiliki hubungan yang lebih dalam dengan orang lain dan biasanya akan cenderung denaying memilih menjauhkan diri dari orang lain. 

Sikap ini dipilih dengan alasan bahwa ini adalah cara paling tepat untuk terhindar dari pengabaian dan penghianatan. Meskipun tentu saja orang tadi akan merasakan kesepian, perasaan kesepian, kekhawatiran, dan ketakutan dimana akan dilanjutkan dengan ke

giatan mengisolasi diri dari orang lain dan berujung ia akan masuk pada fase kesedihan dan depresi yang mendalam.

Yang sering terjadi, trust issue ini seringkali dipicu oleh hubungan dengan pasangan, teman, orang tua, atau bahkan rekan kerja dimana ikut memainkan peran yang begitu besar untuk mendekati kondisi seseorang dalam hubungan sosial saat ini. Ketika seseorang mengalami penghianatan, pengabaian, atau bahkan ancaman bahaya ketika mereka masih anak atau remaja dapat menyebabkan trust issue saat memasuki usia dewasa. Tentu saja hal ini sesuai dengan teori ikatan sosial yang mana salah satu elemennya adalah kepercayaan. 

Sebut saja kita memiliki masa lalu yang kelam, ada dari kita yang benar-benar bisa berdamai. Sedangkan, orang yang terkena trust issue ini begitu sulit untuk melakukan hal yang sama. Hal ini dikarenakan tingkat traumatis seseorang yang berbeda antar masing-masing orang. Kalau disimpulkan, semakin tidak sehat cerita masa lalu atau hubungan seseorang maka peluang trust issue-nya juga akan semakin kuat. 

Terus gimana cara untuk mengatasi trust issue ini? Well, cara pertama untuk dapat mengatasi trust issue adalah dengan menyadarinya.

 Sadar bahwa yang dilakukan selama ini untuk memproteksi diri dari ketakutan dihianati atau disakiti justru akan menganggu dan merusak tatanan hidup. Dengan begitu, hal ini dijadikan sebagai motivasi untuk dapat mengatasi kondisi yang ada. Tentu saja tidak mudah, namun bukan tidak mungkin kita dapat melalui hal yang menyakitkan ini. Kita harus sadar bahwa hal ini adalah bagian dari risiko, serta ingatlah babhwa daripada lebih fokus pada mereka yang menyakiti, fokuslah saja dengan orang yang lebih menyayangi kamu. 

Kalau bertanya mengenai langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk dapat mengatasi trust issue ini adalah 

Pertama, menerima risiko yang timbul karena belajar memercayai lagi. 

Kedua, hadapi ketakutan dan perasaan negatif lainnya yang dibangun disekitar kepercayaan.

 Sangat penting untuk mengakui pada diri sendiri mengapa takut dan apa yang ditakuti, sehingga dapat mencoba untuk melanjutkan. 

Ketiga, pelajari cara kerja kepercayaan. Kepercayaan tidak harus diberikan dengan bebas. Tidak apa-apa menunggu orang mendapatkannya sebelum memutuskan dapat mengabaikan mereka

Keempat, ambil risiko emosional. 

Biarkan diri menjadi rentan dan berisiko dikecewakan untuk menciptakan hubungan yang sehat lagi.

Kelima, coba dan percaya lagi. Jika gagal dan kembali ke kecenderungan tidak percaya, coba lagi. Percaya lagi. Tetaplah menempatkan diri di luar sana. 

Well, kalau kamu merasa trust issue yang kamu alami sangat mengganggu dan mempengaruhi  kamu dalam menikmati hidup sehari-hari, maka aku sarankan kamu untuk segera berkonsultasi ke psikolog. Banyak juga jenis terapi yang akan membantu seseorang mendapatkan kembali kemampuan untuk mempercayai orang lain, dan hubungan dalam terapi itu sendiri menjadi latihan dalam memperoleh kepercayaan. 

Dengan pemahaman menyeluruh tentang perkembangan awal dan psikologi seseorang, seorang psikolog dapat membantu seseorang memahami dari mana masalah kepercayaannya berasal, dan mengembangkannya secara efektif untuk menumbuhkan kepercayaan dalam hubungan, dan interaksi sosial. 

Dengan terapi, sumber ketidakpercayaan dapat diidentifikasi dan ditangani dengan benar sehingga seseorang akan mampu menghilangkan atau mengatasi ketakutan di masa depan. Kepercayaan sangat penting untuk keharmonisan internal dan fungsi sosial yang positif. Kemampuan untuk mempercayai orang lain secara efektif membantu orang hidup bahagia, kepercayaan adalah pondasi dari sebagian besar hubungan yang sehat, tetapi terkadang rusak karena peristiwa di masa lalu.

 Ingatlah bahwa dirimu itu berharga, jadi berhentilah memikirkan hal-hal yang sia-sia belaka. Berdamailah dengan masa lalumu, tak ada gunanya memikirkan suatu hal yang hanya akan membuat diri dan mentalmu rapuh. Semoga tulisan ini bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun