Mohon tunggu...
puhid akhdiyat
puhid akhdiyat Mohon Tunggu...

👨‍🦱; kamu pernah liat nggak, kapan Tuhan tersenyum? 👧; nggak tau, emang kamu pernah liat? kapan? 👨‍🦱; sewaktu dulu di dunia aku pernah berdoa meminta kepadaNya, agar aku di jodohkan denganmu, tetapi doanya pake doa makan sesudah tidur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kamu Semanis Es Krim, yang Semoga Kelak Perasaanku Tak Mengenal Musim

23 Maret 2021   17:28 Diperbarui: 23 Maret 2021   18:01 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biar saja segenggam dinginmu yang lekas menggigit beku
Seperti halnya kakunya detik kita yang kemarin akhirnya meleleh tepat di dalam mulutmu 

Sehingga detik itu juga aku seolah berasa menjadi manusia utuh setelah tatapan mu sudah tak lagi separuh

Sempat pahamkah kamu? Kenapa aku tak serta merta turut menggandeng tanganmu ke mana saja kamu hendak mau

Itu karena;
Kamu seutuhnya es krim, yang aku semoga kan tak sampai mengenal ekstrim
Sebab aku pun tak mau memaksa langkahku memakai sepatu hak tinggi punya mu juga tak mau berlebih-lebihan dalam mencintaimu

Biar saja doa-doaku yang beku kelak mencair di kamu
Asal jangan keberadaanku yang lekas menetes dan habis di tepian jalanmu
Seperti halnya semanis harapan favorit semua cinta yakni; sama-sama ingin diakui
Dan semua pun sama akan di buat lebih berasa menyenangkan karena hal itu

Sempat dengarkah kamu? Kenapa belakangan malam terakhir ini namamu selalu saja menerobos masuk di daftar doaku

Itu karena;
Kamu semanis es krim, yang semoga kelak perasaanku tak mengenal musim
Sebab Tuhan pun paham kebanyakan kaumku mudah jatuh cinta mudah pula bosan

Mudah-mudahan, aku tidak!

Bintaro, 23/03/21.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun