Puspita asmara itu kini berduri
Dari hari ke hari kian bertambah nyeri
Terlebih bila wajahnya tertadah dalam kedua telapak tangan yang fasih mendoakannya. Ia semakin hari semakin terbiasa menusuk-nusuk pembuluh arteri.
Reranting kenangan itu kini berduri
Dari hari ke hari kian menambah glosari
Terlebih bila keramaian tak lagi berdetak di pusat hiburan malam terusir derasnya hujan lancip kisahnya. Ia semakin hari semakin terbiasa mengoyak-ngoyak rongga hari.
Wewangi keharmonisan itu kini berduri
Dari hari ke hari kian memapah histori
Terlebih bila kesangitan terhirup dalam-dalam oleh pori-pori ingatan yang masih saja mengonsumsi cerita basinya. Ia semakin hari semakin membuat diri ini sudah terbiasa mengunyah-ngunyah tentangnya yang kini berduri.
Dan tahukah kau ? Bila aku sepeninggalmu adalah " Seperti kain kasa di atas duri." Aku ingin berhenti mengenangmu tetapi masih saja setia pada ohitorisama;Â Meneruskan kehidupan ini hanya seorang diri.
*****