Mohon tunggu...
puhid akhdiyat
puhid akhdiyat Mohon Tunggu... Buruh - â›”

Feel nya mana?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Diri Ini Sudah Terbiasa Mengunyah Duri

30 Juni 2019   17:45 Diperbarui: 30 Juni 2019   18:18 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puspita asmara itu kini berduri
Dari hari ke hari kian bertambah nyeri
Terlebih bila wajahnya tertadah dalam kedua telapak tangan yang fasih mendoakannya. Ia semakin hari semakin terbiasa menusuk-nusuk pembuluh arteri.

Reranting kenangan itu kini berduri
Dari hari ke hari kian menambah glosari
Terlebih bila keramaian tak lagi berdetak di pusat hiburan malam terusir derasnya hujan lancip kisahnya. Ia semakin hari semakin terbiasa mengoyak-ngoyak rongga hari.

Wewangi keharmonisan itu kini berduri
Dari hari ke hari kian memapah histori
Terlebih bila kesangitan terhirup dalam-dalam oleh pori-pori ingatan yang masih saja mengonsumsi cerita basinya. Ia semakin hari semakin membuat diri ini sudah terbiasa mengunyah-ngunyah tentangnya yang kini berduri.

Dan tahukah kau ? Bila aku sepeninggalmu adalah " Seperti kain kasa di atas duri." Aku ingin berhenti mengenangmu tetapi masih saja setia pada ohitorisama; Meneruskan kehidupan ini hanya seorang diri.

*****

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun