Mohon tunggu...
puhid akhdiyat
puhid akhdiyat Mohon Tunggu... Buruh - â›”

Feel nya mana?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Merindukan Desahan Magrib

22 Mei 2019   15:28 Diperbarui: 22 Mei 2019   15:41 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menunggu, tapi aku tak hanya diam dari tidak mengingat-ingatmu. barangkali pengaruh lesu saat ini aku lantas berkata 'aku butuh kamu'.

Sesekali boleh kan? aku membayangkan wajah senjamu, daripada aku terbaring manis merutuki sengatan matahari yang semakin dahagakan sabarku.

Menunggu, tapi aku tak hanya melulu duduk di bangku halte kamar seharian demi bisa menemui datangmu, barangkali pengaruh lelah saat ini aku lantas berkata 'aku ingin segera betemu denganmu'.

Sesekali boleh kan? aku merindukan desahan maghribmu, daripada aku berdiri tegak menuduh embun pagi telah bersekongkol dengan jam dinding tengah berniat jahat terhadapku.

Menunggu, aku seharian menunggu-nunggu sajak petangmu tiba; Melucuti ambang batas merindu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun