Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kenali "Baby Blues" dan Upaya Pencegahan Depresi Pasca Melahirkan!

9 Desember 2018   18:05 Diperbarui: 4 April 2022   19:45 1111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Thinkstockphotos

Sabtu, 8 Desember 2018 kemarin bertempat di Omni Hospital Alam Sutera, dengan dukungan Orami Parenting Club saya memberikan seminar berjudul "Mengenali dan Terapi Baby Blues Syndrome". 

Harapan saya dalam seminar ini terwujud karena selain para ibu dan calon ibu yang hadir, ada juga para suami sebagai pendamping ikut hadir mendengarkan. Hal ini menjadi penting karena masalah terkait dengan Baby Blues cukup sering dikaitkan dengan peran suami selama kehamilan dan pasca persalinan. 

Apakah sebenarnya Baby Blues Syndrome itu? Baby Blues Syndrome adalah sekumpulan gejala terkait dengan suasana perasaan yang depresif yang terjadi pada hari pertama sampai hari ke empat belas pasca persalinan yang terjadi pada ibu. Beberapa gejala Baby Blues Syndrome adalah seperti tercantum di bawah ini : 

  • Mudah menangis
  • Tidak tertarik kepada kegiatan 
  • Mudah lupa
  • Cemas dan Gelisah 
  • Mudah marah
  • Mudah lelah 
  • Sensitif
  • Pikiran kosong
  • Hilang harapan 
  • Tidak merasa bahagia 
  • Menarik diri
  • Tidak percaya diri 

Walaupun hal ini bisa terjadi pada semua perempuan yang baru saja melahirkan namun ada beberapa faktor risiko terjadinya Baby Blues Syndrome, seperti tersebut di bawah ini :

  • Dukungan sosial yang kurang
  • Kejadian buruk yang sering dan berulang (kematian orang tua dan pasangan)
  • Riwayat PMS (premenstrual syndrome), gangguan mood saat menjelang mens (Premenstrual Dysphoric Disorder) dan riwayat infertilitas 
  • Riwayat kekerasan saat anak-anak
  • Gangguan tiroid
  • Infeksi jamur yang kronis (berkepanjangan)
  • Morning sickness atau ngidam yang berat
  • Hubungan yang kurang harmonis dengan orang tua  
  • Riwayat depresi pasca melahirkan sebelumnya 
  • Air Susu Ibu (ASI) yang tidak keluar setelah melahirkan
  • Peningkatan berat badan yang berlebihan saat kehamilan dan BB kurang menurun setelah melahirkan
  • Adanya penyulit saat proses kelahiran
  • Kehamilan yang tidak diinginkan 
  • Kehamilan di usia tua (di batas 35 tahun)
  • Masalah pernikahan sebelum hamil

Seminar Parenting
Seminar Parenting
Jika ada pertanyaan apakah penyebab dari masalah terkait Baby Blues Syndrome ini, pertanyaan ini biasanya dapat dijawab dengan dua pendekatan yaitu pendekatan Psikososial dan Pendekatan Biologis seperti tercantum di bawah ini : 
  • Faktor Psikososial
    • Konflik berkepanjangan dalam perkawinan
    • Suasana perasaan suami istri yang tidak stabil 
    • Melahirkan di usia tua untuk perempuan melahirkan (di atas 35 tahun)
  • Faktor Biologis 
    • Penurunan estrogen dan progesteron 
    • Hormon dan zat kimiawi otak yang berperan : cortisol, thyroxin, serotonin, norepinephrin and dopamine

Baby blues syndrome perlu dikenali karena membuat kualitas kehidupan ibu dan anak menjadi buruk. Ibu menjadi kesulitan atau tidak mampu mengurus anak. Kondisi Baby Blues Syndrome juga bisa berlanjut ke depresi pasca melahirkan jika dua minggu tidak membaik. Pada kondisi yang berat sering kali ditemukan adanya pikiran bunuh diri sampai upaya melakukan upaya bunuh diri dan membunuh anaknya 

Bagaimana Mencegah dan Terapinya?

Seperti yang diungkapkan di depan, peran keluarga apalagi suami adalah sangat penting. Sarankan ibu untuk banyak beristirahat dan tidak melakukan aktifitas yang membuat stres. Sering kali yang dialami ibu pasca melahirkan adalah kesulitan tidur karena harus menjaga dan menyusui anak secara rutin. Untuk itu disarankan ibu untuk tidur jika si anak tidur. Minta bantuan suami atau pengasuh untuk menjaga bayi jika memang merasa kelelahan. 

Di Indonesia peran keluarga besar cukup bisa membantu banyak. Saya sering menemukan dalam praktik sehari-hari di mana ibu yang mengalami Baby Blues Syndrome yang lalu berlanjut ke depresi pasca melahirkan mendapatkan bantuan dari keluarga suami seperti ipar dan mertua untuk mengurus anaknya. Sering pula ketika punya bayi, ibu menjadi kehilangan banyak waktu untuk bersantai. 

Untuk itu disarankan untuk tetap punya waktu untuk relaksasi dan berinteraksi dengan teman-teman. Satu hal yang perlu diingat yaitu jika perlu konsultasikan ke psikiater untuk mendapatkan konseling dan atau pengobatan, apalagi jika dalam waktu dua minggu sejak pasca melahirkan kondisi ibu tidak membaik. 

Semoga apa yang saya sampaikan dalam tulisan ini bisa membantu ibu-ibu yang sedang hamil dan akan segera melahirkan agar bisa mengenali segera jika mengalami masalah terkait baby blues syndrome. Di bawah adalah video yang saya buat setahun yang lalu untuk edukasi terkait Baby Blues Syndrome dan Depresi Pasca Melahirkan. Semoga berguna. Salam Sehat Jiwa 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun