Apakah nanti hanya segelintir keluarga kaya Indonesia yang diuntungkan?
Siapa yang mengawasi aset yang dikelola?
Apakah negara akan menanggung risiko jika bisnis keluarga itu gagal?
Pertanyaan ini sah. Karena tanpa transparansi, family office bisa jadi jalan halus untuk melindungi atau menyembunyikan kekayaan lewat mekanisme sah di atas kertas.
Contoh Nyata di Negara Lain
Di Singapura, family office berkembang pesat karena sistem pajak yang efisien dan pengawasan yang ketat.
Namun negara itu juga dikritik karena dianggap jadi "surga aset global" tempat orang kaya dunia menaruh uang tanpa terlalu banyak ditanya asal-usulnya.
Artinya: family office memang bisa jadi mesin ekonomi, tapi juga bisa jadi mekanisme pencucian uang yang elegan kalau tidak diatur ketat.
Indonesia, dengan sistem hukum yang sering bisa "ditawar", jelas lebih rentan.
Kritik Publik: Transparansi di Mana?
Sampai hari ini, belum ada dokumen resmi, naskah akademik, atau rancangan kebijakan jelas soal family office Indonesia.
Kita cuma tahu istilahnya dari potongan wawancara dan pernyataan pejabat.
Bagi publik yang sudah kenyang jargon, ini terasa seperti deja vu.
Mulai dari food estate, sovereign wealth fund, sampai IKN smart city --- semua dikemas indah, tapi ujung-ujungnya: minim akuntabilitas.