Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Suksesnya Pemberantasan Korupsi pada Masa Pemerintahan Jokowi

17 Januari 2019   14:29 Diperbarui: 17 Januari 2019   14:29 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Namun, ada beberapa nilai positif, yaitu perbaikan nyata di beberapa daerah, dan mayoritas penduduk memiliki pandangan positif terhadap upaya pemerintah untuk memerangi korupsi. Kinerja luar biasa Komisi Pemberantasan Korupsi dan reformasi di lingkungan bisnis telah dipujinya karena optimisme negara tersebut (Indonesia)  mengenai reformasi anti-korupsi.

Analisis

Dari penilaian TI tersebut, jelas KPK dengan segala keterbatasannya sebagai tulang punggung pemberantasan korupsi harus percaya diri menghadapi counter mereka yang sedang diperiksa dan jaringannya. Ancaman fisik sudah mulai terjadi seperti  kasus Novel Baswedan serta ancaman terhadap Ketua KPK berupa  teror bom (fake bomb) serta Molotov.  

Dari beberapa kasus terbongkarnya tindak korupsi, apabila dikaitkan dengan hasil penelitian Hambali mulai terlihat bayangan abu-abu, mapping pelaku korupsi. Para pelaku korupsi yang ditangkap terdiri dari hegemoni elit, pejabat yang menyalah gunakan kekuasaan serta adanya perlindungan politik.

Para pejabat yang menyalah gunakan kekuasaan pada umumnya menerima suap. Beberapa kasus KKN juga terungkap di pengadilan Tipikor. Penyalah gunaan wewenang yang menjurus seperti kelompok mafia yang membentuk pengikut juga terungkap. Nah, kini yang menjadi pekerjaan rumah KPK adalah korupsi yang terorganisir dan sistem. Dimana korupsi dilakukan secara terorganisasi dengan baik, sistematik, melibatkan perlindungan politik.

Pemberantasan korupsi di suatu negara membutuhkan komitmen politik yang sungguh-sungguh dan nyata dari pemimpin Negara, butuh political will yang kuat. Presiden Jokowi dengan capres Prabowo Subianto punya pandangan berbeda soal korupsi di Tanah Air. Prabowo menyebut korupsi di Indonesia seperti kanker stadium empat. Maraknya korupsi di Tanah Air menjadi penyebab kemiskinan. Ketum Partai Gerindra itu berpendapat kasus korupsi di Indonesia sudah sangat parah karena sampai melibatkan kepala daerah bahwa hakim.

"Isu utama di Indonesia sekarang adalah maraknya korupsi, yang menurut pendapat saya sudah seperti kanker stadium empat," kata Prabowo saat menjadi pembicara utama dalam acara 'The World in 2019 Gala Dinner' di Hotel Grand Hyatt, Singapura, Selasa (27/11/2018).

Jokowi menuturkan, dalam melihat pemberantasan korupsi harus bersandar pada data-data. Jokowi mengatakan sebaliknya. "Dari yang terjelek se-ASEAN, sekarang naik menjadi CPI ke angka 37, ini patut disyukuri. Jangan sampai ada yang bilang korupsi kita stadium 4, tidak ada," kata Jokowi seusai Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Harkodia) 2018 di Gedung Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (4/12/2018).

Penutup

Pemberantasan korupsi memang harus dilakukan dengan keberanian luar biasa (urat takutnya putus), karena yang dihadapi adalah korupsi yang lebih terorganisir dan sudah berupa sistem seperti yang diindikasikan oleh Hambali. Ancaman-demi ancaman telah menyerang para pejabat KPK, berupa serangan fisik dan bentuk teror.

Nah, masyarakat yang juga konstituen akan melihat acara debat Kamis malam, khusus mengenai bagaimana memerangi korupsi, mungkin data yang penulis sampaikan dapat melengkapi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun