Mohon tunggu...
Adistya Pramaresa Katamsi
Adistya Pramaresa Katamsi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Berkuliah di Universitas Pendidikan Indonesia. Memiliki minat terhadap dunia pendidikan dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengertian Landasan Pendidikan: Mengapa Pendidikan itu Penting?

10 Februari 2025   07:00 Diperbarui: 9 Februari 2025   08:13 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thumbnail LandPend (Sumber: Internet)

Ketika pertama kali masuk ke dunia perkuliahan, mahasiswa calon sarjana pendidikan akan dihadapkan dengan mata kuliah bernama Landasan Pendidikan. Mata kuliah ini menjadi pondasi awal dalam memahami konsep dasar pendidikan sebelum masuk ke aspek teknis teknologi dalam pembelajaran.

Dalam dunia pendidikan, setiap kebijakan, metode, dan sistem yang diterapkan tidak muncul begitu saja, melainkan berakar pada prinsip-prinsip yang telah dikaji secara mendalam oleh para ahlinya. Landasan pendidikan menjadi titik tolak bagi para pendidik, akademisi, dan pembuat kebijakan dalam merancang sistem pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan perkembangan zaman.

Tapi, apa sih sebenarnya Landasan Pendidikan itu? Mengapa kita perlu mempelajarinya, bahkan jika nantinya kita lebih banyak berkutat dengan teknologi dan media?

Pengertian Landasan Pendidikan

Landasan, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti tumpuan, dasar, atau alas. Landasan juga bisa diartikan sebagai tempat bertumpu, titik tolak, atau dasar pijakan. Sedangkan Pendidikan, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah proses pembelajaran yang dilakukan secara sadar dan terencana. Tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, berakhlak mulia, dan berilmu. Secara sederhana, Landasan Pendidikan adalah kumpulan prinsip, teori, dan kebijakan yang menjadi dasar dalam penyelenggaraan pendidikan. Mata kuliah ini mengajarkan bahwa pendidikan tidak hanya soal mengajar dan belajar, tetapi juga tentang memahami nilai-nilai dasar, tujuan pendidikan, dan bagaimana pendidikan berkembang dari waktu ke waktu. 

Empat Pilar Landasan Pendidikan

Selama mempelajari mata kuliah ini, dikenalkanlah dengan empat landasan utama dalam pendidikan, yaitu:

1. Landasan Filosofis: Pendidikan dalam Perspektif Filsafat

Landasan filosofis pendidikan berfungsi sebagai dasar pemikiran dalam menentukan tujuan, metode, dan arah pendidikan. Filosofi pendidikan berkembang seiring dengan pemikiran para tokoh dan perubahan zaman.

Beberapa tokoh yang memberikan kontribusi besar dalam filsafat pendidikan antara lain:

a. Ki Hajar Dewantara 

Beliau mengembangkan konsep pendidikan yang menekankan "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani", di mana seorang pendidik harus menjadi teladan, memberikan dorongan, serta membimbing peserta didik dengan bijak.

b. Paulo Freire

Menekankan konsep pendidikan sebagai alat pembebasan (pedagogy of the oppressed), di mana pendidikan harus mampu membebaskan individu dari keterbatasan berpikir dan sistem yang menekan.

c. John Dewey

Mengembangkan teori progressivism, yang menekankan bahwa pembelajaran harus berbasis pengalaman dan menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

Implikasi dalam Pendidikan Indonesia

Landasan filosofis ini tampak dalam Kurikulum Merdeka yang mengedepankan konsep pembelajaran berbasis kompetensi, diferensiasi, dan kemandirian belajar. Dengan memahami filosofi pendidikan, pendidik dapat lebih bijak dalam memilih metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

2. Landasan Psikologis: Ilmu Perkembangan dan Teori Belajar

Landasan psikologis dalam pendidikan berkaitan erat dengan cara manusia belajar, perkembangan kognitif, dan proses mental yang terjadi dalam pembelajaran.

Teori Psikologi dalam Pendidikan

Beberapa teori psikologi yang berpengaruh dalam dunia pendidikan, antara lain:

a. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

Menjelaskan bahwa perkembangan intelektual anak terjadi dalam empat tahap (sensorimotor, praoperasional, operasional konkret, operasional formal).

b. Teori Belajar Behavioristik (B.F. Skinner & Ivan Pavlov)

Menyatakan bahwa pembelajaran terjadi melalui stimulus-respons dan penguatan (reinforcement). Ini sering diterapkan dalam metode drill atau reward and punishment.

c. Teori Belajar Konstruktivisme (Vygotsky)

Menekankan bahwa pembelajaran lebih efektif jika terjadi interaksi sosial dan scaffolding (dukungan dari orang yang lebih berpengalaman).

Penerapan dalam Pendidikan Indonesia

Dalam sistem pendidikan Indonesia, teori psikologi ini diterapkan dalam:

a. Diferensiasi pembelajaran berdasarkan tahapan perkembangan kognitif peserta didik.

b. Pendekatan pembelajaran aktif seperti problem-based learning (PBL) dan discovery learning.

c. Evaluasi formatif dan sumatif yang memperhatikan aspek psikologi peserta didik.

3. Landasan Sosiologis: Pendidikan sebagai Alat Pembentukan Masyarakat

Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial, budaya, dan lingkungan masyarakat. Landasan sosiologis melihat bagaimana pendidikan berperan dalam membentuk karakter individu serta menyusun struktur sosial dalam suatu bangsa.

Teori Sosiologi Pendidikan

a. Emile Durkheim

Menyatakan bahwa pendidikan adalah alat sosialisasi yang membentuk individu agar dapat beradaptasi dalam masyarakat.

b. Karl Marx

Mengkritik pendidikan sebagai alat reproduksi ketimpangan sosial jika hanya berpihak pada kelas tertentu.

c. Talcott Parsons

Melihat pendidikan sebagai sistem yang berfungsi menjaga keseimbangan dalam masyarakat melalui peran dan status sosial.

Pendidikan dalam Konteks Sosial Indonesia

Landasan sosiologis tampak dalam kebijakan seperti:

a. Pendidikan Karakter

Mengajarkan nilai-nilai Pancasila, gotong royong, dan keberagaman dalam kurikulum.

b. Wajib Belajar 12 Tahun

Sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan literasi dan mencegah kesenjangan sosial.

c. Program Sekolah Penggerak

Mendorong inovasi dan pemberdayaan komunitas sekolah untuk menghadirkan pendidikan yang lebih inklusif.

4. Landasan Yuridis: Hukum dan Kebijakan dalam Pendidikan

Landasan yuridis dalam pendidikan mencakup peraturan dan undang-undang yang mengatur jalannya sistem pendidikan di suatu negara. Di Indonesia, sistem pendidikan diatur dalam berbagai regulasi, di antaranya:

Regulasi Pendidikan di Indonesia

a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional → Menjadi dasar utama dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.

b. Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan → Mengatur standar kurikulum, pendidik, dan evaluasi pendidikan.

c. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen → Menjelaskan hak dan kewajiban tenaga pendidik.

d. Peraturan Mendikbud No. 22 Tahun 2020 tentang Kurikulum Darurat → Regulasi pendidikan dalam kondisi darurat seperti pandemi COVID-19.

Implikasi bagi Pendidik dan Mahasiswa

a. Memahami regulasi pendidikan membantu calon pendidik dalam menjalankan tugas secara profesional dan sesuai aturan.

b. Kesadaran akan hak dan kewajiban pendidik memungkinkan para guru dan dosen untuk memperjuangkan sistem pendidikan yang lebih baik.

c. Menjadi dasar bagi pengambilan kebijakan dalam sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan lainnya.

Selama menjalani perkuliahan Landasan Pendidikan, para calon sarjana pendidikan harus menyadari bahwa pendidikan bukan hanya tentang menghafal teori, tetapi juga bagaimana memaknai peran pendidikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membuat mereka harus lebih kritis dalam melihat sistem pendidikan di Indonesia serta tantangan yang dihadapinya.

Mata kuliah Landasan Pendidikan membuka wawasan saya bahwa menjadi seorang pendidik, termasuk dalam bidang teknologi informasi, membutuhkan pemahaman yang kuat tentang dasar-dasar pendidikan. Pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu, tetapi juga membangun karakter, membentuk pola pikir, dan menyiapkan generasi yang lebih baik.

Bagaimana pendapatmu? Menurutmu, tantangan terbesar dalam pendidikan saat ini apa? Yuk, diskusi di kolom komentar!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun