Mohon tunggu...
David Olin
David Olin Mohon Tunggu... Pustakawan - Belum terlambat aku mencintai-Mu

Setiap kali menatap mentari, bulan selalu mendapat cahaya baru (IG: @david.usolin.sdb) Note: Semua tulisan dalam platform ini dibuat atas nama pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pemikiran Teologi dan Politik Spinoza

21 November 2019   21:04 Diperbarui: 21 November 2019   21:00 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 Semua ungkapan ini jelas sekali selaras dengan pemahaman yang sudah dijelaskan di atas tentang roh. Selanjutnya, kita tahu bahwa daya kenabian tidak bertahan lama dan tidak stabil, sama seperti daya imajinasi. Sebaliknya, hal-hal itu sangat jarang terjadi dan hanya termanifestasikan pada segelintir orang saja. Kita bisa menyelidiki lebih lanjut alasan mengapa para nabi begitu yakin akan pewahyuan eksklusif yang telah mereka terima.

 

Bab Dua: Menggugat Para Nabi

 Dalam bab ini, Spinoza ingin menunjukkan bahwa seruan kenabian itu berbeda-beda, tergantung dari imajinasi, tabiat dari nabi yang bersangkutan, serta yang paling penting, opini-opini partikular dari sang nabi itu sendiri. Lebih jauh lagi, seruan kenabian itu tidak pernah membuat nabi yang bersangkutan menjadi lebih bijaksana. Yang dimiliki oleh sang nabi itu merupakan imajinasi, bukannya pikiran sempurna yang luar biasa.

 Spinoza mempertanyakan jaminan kebenaran yang diterima oleh para nabi, sebab ini akan berkaitan langsung dengan masalah yang akan dibahas dalam bab ini. Selain itu, jaminan ini akan membantu pemahaman kita tentang persoalan kenabian.

 

Imajinasi

 Sudah dikatakan dalam bab sebelumnya, bahwa pada dasarnya, imajinasi tidak memiliki kepastian kebenaran. Dalam arti tertentu, pengetahuan kenabian itu lebih rendah (inferior) daripada pengetahuan alamiah (kodrati). Pengetahuan natural tidak membutuhkan tanda apapun dan dalam dirinya sendiri mengandung kepastian.

 Lebih jauh lagi, kepastian pengetahuan kenabian itu bukan bersifat matematis, melainkan hanya menyangkut moral. Karena itu, dapat dikatakan bahwa pewahyuan itu bersifat terbuka terhadap keragu-raguan. Namun, Allah tidak mungkin menipu orang-orang pilihan-Nya sendiri. Pewahyuan memang mungkin diragukan, tetapi pada saat yang sama mengandung kepastian juga. Allah menggunakan benda/hal yang baik sebagai instrumen kebaikan, tetapi orang yang congkak dijadikan sasaran kemurkaan-Nya.

 Ada tiga hal yang menjadi jaminan kepastian suatu warta kenabian yakni: 1) Hal yang diwahyukan itu diimajinasikan secara cepat, sedemikian cepat sehingga membuat para nabi melihat hal itu secara sangat jelas seperti saat terjaga; 2) adanya suatu tanda; dan 3) pikiran nabi itu ada dalam keadaan yang utuh, artinya terarah pada apa yang benar dan baik.

 Melalui tanda-tanda, para nabi berusaha memberi jaminan kepastian yang bersifat moral. Seandainya tanda-tanda itu dapat dijamin secara matematis, tentu tanda-tanda itu bisa meyakinkan orang lain yang tidak sependapat dengan sang nabi. Dalam kenyataannya, tanda-tanda itu diberikan sesuai dengan pendapat masing-masing nabi. Itulah sebabnya suatu tanda yang diperoleh seorang nabi sangat seringkali gagal meyakinkan orang lain (dalam hal ini umat Israel) yang berbeda pandangan. Selain itu, tanda-tanda yang diberikan juga bervariasi, tergantung pada masing-masing nabi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun