Mohon tunggu...
Pius Rengka
Pius Rengka Mohon Tunggu... Pemulung Kata -

Artikel kebudayaan, politik, sosial, budaya, sastra dan olahraga. Facebook:piusrengka. Surel:piusrengka@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masyarakat NTT Menanti Ahok Bagai Adventus

18 Januari 2019   20:48 Diperbarui: 18 Januari 2019   21:27 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari dan dalam kitab suci, Ahok menemukan jawaban atas pertanyaan, solusi atas persoalan, keberanian atas tantangan, dan kekuatan atas penganiayaan.

Makna Politis dan Kemanusiaan:

Ahok sebagai pribadi dapat juga ditemukan pada siapa saja yang masih belum muncul ke panggung publik. Tetapi, bila Ahok dilihat dari sudut pandang kontekstual, kehadirannya semacam oase di tengah gurun pasir kebobrokan sosial umumnya terutama perihal kepemimpinan di Indonesia. 

Para pemimpin politik di Indonesia, umumnya  terkesan sangat manipulatif, koruptif, dan serakah. Menjadi koruptor dianggap biasa, dan selalu biasa-biasa saja  berkorupsi meski itu perbuatan amat keji.

Ahok juga direpresentasikan sebagai salah satu tokoh korban politik karena dia tidak mengutamakan materialisme. Ahok malah terpanggil untuk    mengalahkan dunia materialisme dengan metode pro adikodrati.

Ketika materialisme menguat dan dipercaya banyak kalangan sebagai keutamaan di jaman ini, Ahok justru semacam simbol perlawanan yang mengabdi pada kepentingan dunia adikodrati. Dunia dan oreintasi adikodrati ialah orientasi hidup yang memuliakan kebaikan umum, kesetiaan pada kebenaran, kejujuran dan empaty terhadap penderitaan umat manusia. Sayangnya, contoh seperti ini belum banyak di banyak tempat, apalagi di NTT.


Menilik latar belakang politik Ahok,  rupanya dapat dicermati melalui pengalaman hidup keluarganya di Belitung Timur. Keluarga Ahok dikenal  sebagai keluarga yang sangat dermawan, gemar membantu kaum tersisih.

Nilai-nilai ini ditanam di dalam lingkungan keluarganya,. Nilai-nilai ini bertumbuh menjadi semacam ideologi politik manakala berkesempatan memimpin satu unit kekuasaan. Dan, Ahok melakukan itu dengan setia lalu dirajutnya dengan tekun.

Jika kini banyak rakyat NTT menanti kedatangannya, maka kedatangan Ahok itu dinantikan semacam adventus yang menanti datangnya seorang  penebus sosial.

Bagi saya, dan mungkin juga bagi kebanyakan orang di sini dan kini, perasaan seperti ini masuk akal dan dapat dimengerti ketika konteks NTT masih menjadi satu dari sedikit propinsi yang dikenal propinsi miskin, melarat, terbelakang, bodoh  dan terutama ditimpa derita permanen akibat korupsi yang mengganas. NTT dikenal sebagai propinsi terkorup ketiga versi ICW.

Satu ketika, penggiat antikorupsi, DR. Benny K Harman berkata, korupsi adalah perbuatan jahat paling keji yang sanggup membunuh jutaan umat manusia secara masif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun