Mohon tunggu...
Pius Rengka
Pius Rengka Mohon Tunggu... Pemulung Kata -

Artikel kebudayaan, politik, sosial, budaya, sastra dan olahraga. Facebook:piusrengka. Surel:piusrengka@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masyarakat NTT Menanti Ahok Bagai Adventus

18 Januari 2019   20:48 Diperbarui: 18 Januari 2019   21:27 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah mantan Presiden Gus Dur diundang ke Kupang, ke Universitas Katolik Widya Mandira. Saat itu, Gus Dur berbicara tentang pentingnya menghargai dan mengukuhkan ideologi Pancasila sebagai ideologi negara. Sedangkan agama-agama, silakan membawa ideologi keagamaannya dalam kehidupan masyarakat untuk memuliakan kehidupan, bukan untuk melumpuhkan yang lain.

Pernah pula DR. Nurcholis Madjid (Cak Nur) berceramah di Universitas Katolik Kupang tentang pluralisme.  Kata Cak Nun, realitas terberi negeri Indonesia ini adalah plural. Karena itu faham yang harus diterima dan dipelihara ialah pluralisme karena hanya dengan demikian relasi lintas sekat sosial berlangsung damai tanpa menghilangkan entitas masing-masing.

Dua tokoh besar ini dikagumi kalangan luas di NTT, terutama kalangan intelektual, selain karena cakupan wawasannya yang amat luas,  juga karena kepribadian keduanya humble dan sensitif atas derita sesama manusia.

Saya masih ingat persis, tatkala saya menjadi moderator untuk ceramah Gus Dur di Gelanggang Olahraga Kupang, mantan presiden yang amat briliant itu berkata: Indonesia hanya bisa hidup sebagai negara dan bangsa jika sanggup memahami dan mempraktekkan dalam kehidupan nyata hubungan lintas beda suku, beda agama, beda ideologi politik, beda selera makan dsb. Itulah sebabnya Indonesia disebut negara Bineka Tunggal Ika, negara berbeda-beda entitas sosial tetapi satu negara bangsa yaitu Indonesia.

Lalu, mengapa mesti Ahok yang diundang? Ternyata, seturut berita VoxNtt.com, niat Pastor Philip mengundang Ahok punya tiga alasan. Tiga alasan itu juga dinilai sebagai keutamaan Ahok dalam menjalani perannya sebagai pemimpin publik sekaligus politisi.

Pertama, Ahok dinilai sebagai sosok pemimpin publik dan politisi yang inspiratif. Ia (Baca: Ahok) telah menunjukan ide yang brilian dan kinerja yang bersih, dengan fokus orientasi pada bonnum publicum dan bukan bonnum privatum.


Selain itu, Ahok lebih banyak berbuat dari pada berbicara, do more then speak, sehingga ia sudah mempertontonkan kerja keras, kerja cepat, kerja cerdas, kerja jujur, dan kerja tuntas. Karena itu, tidak ada kesenjangan antara kata dan perbuatan. Ia adalah satu sosok berintegritas.

Kedua, Ahok adalah sosok Kristen sejati yang berani menunjukan jati dirinya sebagai orang Kristen di ruang publik dan politik. Sebagai orang Kristen yang minoritas, Ahok tidak menyembunyikan agamanya.

Ia justru mempraktekan ajaran alkitabiah dalam kepemimpinan public dan politik sehingga mati baginya adalah keberuntungan.

Ketiga, Ahok adalah salah satu sosok yang hidup dari Sabda. Ahok dalam kesehariannya selalu punya waktu untuk membaca kitab suci.

"Tiada hari tanpa membaca kitab suci. Hidupnya dibangun di atas dasar kitab suci dan program kerjanya diinspirasi oleh kitab suci" demikian kata Pastor Philip.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun