Mohon tunggu...
Pius Rengka
Pius Rengka Mohon Tunggu... Pemulung Kata -

Artikel kebudayaan, politik, sosial, budaya, sastra dan olahraga. Facebook:piusrengka. Surel:piusrengka@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masyarakat NTT Menanti Ahok Bagai Adventus

18 Januari 2019   20:48 Diperbarui: 18 Januari 2019   21:27 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sepanjang sepekan belakangan ini, media online di NTT, menyiarkan berita sungguh geger. Diberitakan, Basuki Tjahya Purnama alias Ahok ke Flores tahun ini  usai bebas murni. Tanggal pasti kedatangannya belum ditentukan. Kunjungan Ahok ke Flores itu, bukan tanpa ceritera. Bermula dari warta yang mengatakan, Ahok bakal bebas murni awal tahun 2019.

Warta berita itu disambut banyak kalangan sebagai khabar gembira. Warga Flores, Timor, Lembata, Sumba, Alor, Rote dan Sabu seolah menyatu dalam orkestra akbar yang menyanyikan lagu yang sama tentang penantian, kisah adventus.

Menyusul khabar itu, Seminari Tinggi Ritapiret di Maumere, Flores, NTT, mengeluarkan surat undangan khusus kepada Basuki Tjahya Purnama. Surat itu  ditulis kepadanya medio Desember 2018.

Dikatakan, kepastian Ahok datang memenuhi undangan itu pasti akan dikonfirmasi lebih lanjut mengingat banyak agenda yang dikerjakan usai menjalankan hukumannya.

Beberapa menit setelah berita itu ditayangkan, tercatat sedikitnya 19574 viewers sekaligus visitors menguntit berita media online  VoxNtt.com.  Tampak jelas, sambutan masyarakat NTT begitu luas terkait kedatangan Ahok itu.

Puluhan telpon ke media Online VoxNtt.com pun mengalir bagai air bah. Mereka menanyakan kepastian Ahok tiba di Maumere. Ada di antaranya bertekad memobilsasi masyarakat datang ke Maumere ingin bertemu langsung pemimpin sangat fenomenal itu. Pemimpin yang, oleh kalangan orang NTT disebut pemimpin yang sangat  dibutuhkan di jaman ini.

"Jika tanggal pasti sudah jelas, tolong kami dikhabarkan atau segera disiarkan melalui VoxNtt.com agar kami  dari Flores Barat (Nagekeo, Ngada, Manggarai Timur, Manggarai dan Manggarai Barat)  berangkat sehari sebelumnya ke Maumere," ujar penelpon dari Flores yang mengaku sangat mendambakan pemimpin spektakuler sekelas Ahok ada di Nusa Tenggara Timur.

Saat ditanya, apa alasan utama bertemu Ahok di Maumere? Penelpon itu menjawab, Ahok itu salah satu jenis pemimpin sangat langka dan sangat fenomenal di tanah air. Ahok itu  pemimpin bersih, tegas, lurus, pintar, berani dan yang paling mengesankan ialah ketulusannya untuk membebaskan kaum tertindas, kaum yang selama ini menjadi korban konstruksi pembangunan yang tak sensitif kepentingan rakyat. "Bung jangan tanya lagi begitu, koq bung juga tahu Ahok itu bersih," jawabnya pertelpon.

Jika benar mereka dari Flores Barat paling barat akan ke Maumere, maka  jarak tempuh ke Maumere 450-an km atau jika ditempuh dengan kendaraan roda empat kecepatan 60 km perjam akan menelan waktu tempuh 11 jam.

Sementara itu, di akun facebook orang NTT di Kupang, SoE, Kefa Menanu, Atambua, menyebutkan hal yang serupa. Diusulkan, agar Ahok diundang juga ke Kupang, usai pertemuannya di Flores.

Berita geger VoxNtt.com itu, berjudul: Ahok akan Berkunjung ke Flores, Ini Penjelasan Rektor Seminari Tinggi Ritapiret. VoxNtt.com keliru menulis satu kata yaitu kata Rektor, karena di Seminari Tinggi Ritapiret dikenal istilah Praeses untuk pemimpin biara, bukan Rektor.

Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret, Maumere, Flores, NTT, adalah tempat para calon pastor dibina dan dididik. Persis sama kira-kira dalam Islam Pesantren kelas advance.

Sebelum para calon pastor itu, yang dikenal dengan sebutan con-frater, ke  medan pengabdian sebagai pastor kelak hari, para calon pastor itu harus menempuh rentetan pembinaan, mental maupun seleksi ketat intelektual.

Mereka harus study mendalam sampai jauh mendalami filsafat dan teologi Katolik, lalu kemudian dilepas ke medan umat untuk berinteraksi dengan kehidupan riil  masyarakat yang bakal  menjadi tempat perutusannya kelak.  Di kalangan Katolik, tempat perutusan itu adalah medan  pengabdian untuk menyatakan atau mengkonkretisasi  kebaikan Allah dalam kehidupan riil. Di dalam satu bait doa Bapa Kami disebutkan,.....datanglah kerajaanMu dan jadilah kehendakMu. Kerajaan Allah adalah pusat dan sumber segala sesuatu yang baik, benar, adil, jujur, cinta kasih dan damai.

Surat Dari Ahok:

Warta kedatangan Ahok ke Flores itu diyakini pasti lantaran ada surat tulisan tangan Ahok sendiri, 28 November 2018, yang antara lain disebutkan, Ahok sangat ingin datang ke Flores menemui para sahabat yang berkenan memuliakan kehidupan. "Kalau ada jadwal ke NTT, saya akan coba minta staf saya atur jadwal ke sana," begitu salah satu alinea surat tersebut.

RD. Ino Mansur, Pr yang juga pembina rohani para frater TOR Ritapiret sebelumnya mengunggah surat yang berisi niat Ahok berkunjung ke Ritapiret lewat laman facebook-nya. Isi surat itu dibenarkan Praeses Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret, RD. Dr. Philip Ola Daen, Pr.

Pada Rabu, 16 Januari 2019, Pastor Philip menyampaikan surat Ahok tersebut kepada VoxNtt.com yang merupakan jawaban atas surat yang dikirim sebelumnya. Dalam surat sebelumnya, Pastor Philip meminta kesediaan Ahok menjadi keynote speaker dalam seminar terbuka di Seminari Tinggi Ritapiret.

Menurut Pastor Philip, Ahok merupakan sosok fenomenal, inspiratif dan beriman. Karena itu, dirinya merasa terpanggil menghadirkan Ahok untuk men-sharing-kan idenya yang brilian, kinerjanya yang bersih dan imannya yang teguh kepada publik.

"Seminar ini diharapkan membawa satu kultur alternatif dalam ruang publik dan politik," kata Pastor Philip. Dia juga mengharapkan agar spirit leadership, moralitas mulia dan opsi utama Ahok  dapat memberi inspirasi dan aspirasi bagi para calon imam, sehingga kelak mereka sanggup menjadi gembala umat yang baik sekaligus benar di masa depan.

Maka sekarang, tinggal tunggu hari bebas Ahok dan kepastiannya. Yang menentukan Ahok pasti datang ke Flores, diserahkan sepenuhnya kepada Ahok sendiri. Untuk mendapatkan kepastian itu, pihak Ritapiret akan terus berkorepondensi dengan Ahok dan team kerjanya.

Namun, pertanyaannya mengapa harus Ahok yang diundang? Bukankah banyak pemimpin lain yang nilai-nilai moral kepemimpinan nyaris setara dengan moral kepemimpinan Ahok?

Pernah mantan Presiden Gus Dur diundang ke Kupang, ke Universitas Katolik Widya Mandira. Saat itu, Gus Dur berbicara tentang pentingnya menghargai dan mengukuhkan ideologi Pancasila sebagai ideologi negara. Sedangkan agama-agama, silakan membawa ideologi keagamaannya dalam kehidupan masyarakat untuk memuliakan kehidupan, bukan untuk melumpuhkan yang lain.

Pernah pula DR. Nurcholis Madjid (Cak Nur) berceramah di Universitas Katolik Kupang tentang pluralisme.  Kata Cak Nun, realitas terberi negeri Indonesia ini adalah plural. Karena itu faham yang harus diterima dan dipelihara ialah pluralisme karena hanya dengan demikian relasi lintas sekat sosial berlangsung damai tanpa menghilangkan entitas masing-masing.

Dua tokoh besar ini dikagumi kalangan luas di NTT, terutama kalangan intelektual, selain karena cakupan wawasannya yang amat luas,  juga karena kepribadian keduanya humble dan sensitif atas derita sesama manusia.

Saya masih ingat persis, tatkala saya menjadi moderator untuk ceramah Gus Dur di Gelanggang Olahraga Kupang, mantan presiden yang amat briliant itu berkata: Indonesia hanya bisa hidup sebagai negara dan bangsa jika sanggup memahami dan mempraktekkan dalam kehidupan nyata hubungan lintas beda suku, beda agama, beda ideologi politik, beda selera makan dsb. Itulah sebabnya Indonesia disebut negara Bineka Tunggal Ika, negara berbeda-beda entitas sosial tetapi satu negara bangsa yaitu Indonesia.

Lalu, mengapa mesti Ahok yang diundang? Ternyata, seturut berita VoxNtt.com, niat Pastor Philip mengundang Ahok punya tiga alasan. Tiga alasan itu juga dinilai sebagai keutamaan Ahok dalam menjalani perannya sebagai pemimpin publik sekaligus politisi.

Pertama, Ahok dinilai sebagai sosok pemimpin publik dan politisi yang inspiratif. Ia (Baca: Ahok) telah menunjukan ide yang brilian dan kinerja yang bersih, dengan fokus orientasi pada bonnum publicum dan bukan bonnum privatum.

Selain itu, Ahok lebih banyak berbuat dari pada berbicara, do more then speak, sehingga ia sudah mempertontonkan kerja keras, kerja cepat, kerja cerdas, kerja jujur, dan kerja tuntas. Karena itu, tidak ada kesenjangan antara kata dan perbuatan. Ia adalah satu sosok berintegritas.

Kedua, Ahok adalah sosok Kristen sejati yang berani menunjukan jati dirinya sebagai orang Kristen di ruang publik dan politik. Sebagai orang Kristen yang minoritas, Ahok tidak menyembunyikan agamanya.

Ia justru mempraktekan ajaran alkitabiah dalam kepemimpinan public dan politik sehingga mati baginya adalah keberuntungan.

Ketiga, Ahok adalah salah satu sosok yang hidup dari Sabda. Ahok dalam kesehariannya selalu punya waktu untuk membaca kitab suci.

"Tiada hari tanpa membaca kitab suci. Hidupnya dibangun di atas dasar kitab suci dan program kerjanya diinspirasi oleh kitab suci" demikian kata Pastor Philip.

Dari dan dalam kitab suci, Ahok menemukan jawaban atas pertanyaan, solusi atas persoalan, keberanian atas tantangan, dan kekuatan atas penganiayaan.

Makna Politis dan Kemanusiaan:

Ahok sebagai pribadi dapat juga ditemukan pada siapa saja yang masih belum muncul ke panggung publik. Tetapi, bila Ahok dilihat dari sudut pandang kontekstual, kehadirannya semacam oase di tengah gurun pasir kebobrokan sosial umumnya terutama perihal kepemimpinan di Indonesia. 

Para pemimpin politik di Indonesia, umumnya  terkesan sangat manipulatif, koruptif, dan serakah. Menjadi koruptor dianggap biasa, dan selalu biasa-biasa saja  berkorupsi meski itu perbuatan amat keji.

Ahok juga direpresentasikan sebagai salah satu tokoh korban politik karena dia tidak mengutamakan materialisme. Ahok malah terpanggil untuk    mengalahkan dunia materialisme dengan metode pro adikodrati.

Ketika materialisme menguat dan dipercaya banyak kalangan sebagai keutamaan di jaman ini, Ahok justru semacam simbol perlawanan yang mengabdi pada kepentingan dunia adikodrati. Dunia dan oreintasi adikodrati ialah orientasi hidup yang memuliakan kebaikan umum, kesetiaan pada kebenaran, kejujuran dan empaty terhadap penderitaan umat manusia. Sayangnya, contoh seperti ini belum banyak di banyak tempat, apalagi di NTT.

Menilik latar belakang politik Ahok,  rupanya dapat dicermati melalui pengalaman hidup keluarganya di Belitung Timur. Keluarga Ahok dikenal  sebagai keluarga yang sangat dermawan, gemar membantu kaum tersisih.

Nilai-nilai ini ditanam di dalam lingkungan keluarganya,. Nilai-nilai ini bertumbuh menjadi semacam ideologi politik manakala berkesempatan memimpin satu unit kekuasaan. Dan, Ahok melakukan itu dengan setia lalu dirajutnya dengan tekun.

Jika kini banyak rakyat NTT menanti kedatangannya, maka kedatangan Ahok itu dinantikan semacam adventus yang menanti datangnya seorang  penebus sosial.

Bagi saya, dan mungkin juga bagi kebanyakan orang di sini dan kini, perasaan seperti ini masuk akal dan dapat dimengerti ketika konteks NTT masih menjadi satu dari sedikit propinsi yang dikenal propinsi miskin, melarat, terbelakang, bodoh  dan terutama ditimpa derita permanen akibat korupsi yang mengganas. NTT dikenal sebagai propinsi terkorup ketiga versi ICW.

Satu ketika, penggiat antikorupsi, DR. Benny K Harman berkata, korupsi adalah perbuatan jahat paling keji yang sanggup membunuh jutaan umat manusia secara masif. 

"Korupsi mengakibatkan harapan anak manusia untuk mendapatkan pendidikan yang baik terhalang. Korupsi juga memungkinkan kita tak sanggup mengatasi derita sakit dan penyakit. Karena itu, melawan korupsi merupakan  upaya kenabian untuk memebaskan rakyat dari penindasan," kata Benny pada diskusi kelompok terbatas tahun 2017 di rumahnya di Noelbaki, Kabupaten Kupang, NTT.

Pada kesempatan lain, Benny Harman mengatakan, negara diperlukan untuk menjadi alat manusia mencapai kemakmuran, keadilan dan kesejahteraan. Karena itu keterlibatan para aktivis prodemokrasi dalam kompetisi politik merupakan salah satu cara atau metode atau jalan lempang untuk memungkinkan para aktivis prodemokrasi menerapkan ideologi pembebasan itu. Saya kira, mantan anggota DPR RI, Benny Harman benar adanya.

Namun, dalam banyak kenyataan, negara justru bertindak sebaliknya. Negara menjadi sebuah kekuatan besar dan kejam yang menindas warganya sendiri, membelenggu kemerdekaannya. Karena itu kehadiran Ahok semacam oase yang menetes di jidat para derita. Kehadirannya ditunggu rakyat NTT semacam adventus hadirnya seorang pemberi harapan. Begitulah.

Catatan: Tulisan ini, nyaris seluruh isinya sama dengan isi tulisan yang disiarkan VoxNtt.com, 18 Januari 2019. Saya memodifikasinya seturut konteks nasional untuk kepentingan penayangan di Kompasiana. Beberapa teks diubah sesuai konteks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun