Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nafas Makhluk Hari Ini

17 Februari 2017   11:41 Diperbarui: 17 Februari 2017   11:53 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meniti janji bukan takdir tentang usia atau menua namun mati diujung senapan api    

Nafas tinggallah nafas, bergelantung bergantung kian diserbu di segenap penjuru

Ruang jelajah demi waktu kian rancu sekalipun pilu oleh pemintas hanya menjadi babu

Kayu, bambu, terumbu, tak jarang tersapu debur ombak nan dalam semakin pilu

Merayu memeras keringat bersua mendera tersayat sembilu

Tumbuh hilang lenyap, luluh layu tanpa berkembang


Kerontang tanah sulit menyeimbang Sawah ladang bimbang   

Kicauan suara burung jua binatang kian terhalang

Deru mesin kian berpacu menderu menggilas membentang

Menebar tersebar tersiar menakar mengakar

Tercerabut lembut suara lembut belati saudagar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun