Uskup Edessa terpaku di Gua Wahyu
merambat naik matanya ke  maligai ilahi
menyaksimatakan gelaran peristiwa langit
Terdengar nyaring suara dari Bait Suci
memerintahkan tegas ketujuh malaikat:
"Pergilah segera!
Tumpahkanlah ketujuh cawan murka Allah,
tumpakanlah isinya ke atas bumi!"
Malaikat pertama melayang pergi
membawa satu cawan murka Allah
menumpahkan isi cawannya ke atas bumi,
maka timbullah bisul yang jahat
berbahaya bagi semua orang
yang mengenakan tanda binatang
yang menyembah sujud patungnya
Uskup Edessa terpaku di Gua Wahyu
merambat naik matanya ke  maligai ilahi
menyaksimatakan gelaran peristiwa langit
Malaikat kedua melayang pergi
membawa satu cawan murka Allah
menumpahkan isi cawannya ke atas laut,
maka air laut menjadi darah
laksana darah orang mati terbunuh,
matilah segala yang bernyawa
yang hidup di dalam laut
Uskup Edessa terpaku di Gua Wahyu
merambat naik matanya ke  maligai ilahi
menyaksimatakan gelaran peristiwa langit
Malaikat ketiga  melayang pergi
membawa satu cawan murka Allah
menumpahkan seluruh  isi cawannya
ke atas sungai-sungai
ke atas mata air
semua jadi merah darah
Malaikat yang berkuasa atas air berkata:
"Adil Engkau,
Engkau yang ada,
Engkau yang  sudah ada,
Engkau yang kudus,
Yang telah menjatuhkan hukuman ini
karena mereka telah jahat
menumpahkan darah orang kudus
menumpahkan darah para nabi
Engkau telah memberi mereka
minuman cawan darah merah
sungguh sewajarlah itu terjadi"
Uskup Edessa terpaku di Gua Wahyu
merambat naik matanya ke  maligai ilahi
menyaksimatakan gelaran peristiwa langit
Malaikat keempat  melayang pergi
membawa satu cawan murka Allah
menumpahkan  isi cawannya ke atas matahari
ia diberi kuasa penuh
menghanguskan manusia dengan api;
panas api yang dahsyat
mendebukan manusia penghujat Allah
yang tidak mau bertobat
Uskup Edessa terpaku di Gua Wahyu
merambat naik matanya ke  maligai ilahi
menyaksimatakan gelaran peristiwa langit
Malaikat kelima  melayang pergi
membawa satu cawan murka Allah
menumpahkan  seluruh isi cawannya
tepat di atas takhta binatang itu,
maka kerajaannya menjadi gelap
mereka menggigit lidahnya sendiri,
karena sakit yang tak tertahankan
mereka menghujat Allah di surga
mereka menjerit kesakitan bisul
yang tidak mau bertobat
Uskup Edessa terpaku di Gua Wahyu
merambat naik matanya ke  maligai ilahi
menyaksimatakan gelaran peristiwa langit
Malaikat keenam  melayang pergi
membawa satu cawan murka Allah
menumpahkan isi cawan ke atas sungai Efrat
keringlah air sungai besar itu
sebagi jalan bagi raja-raja timur.
Terlihat keluar tiga roh najis
dari mulut naga
dari mulut binatang
dari mulut nabi palsu
roh najis yang menyerupai katak
roh setan yang mengadakan perbuatan ajaib
roh yang mendapatkan raja-raja dunia
untuk mengumpulkan mereka berperang,
berperang pada hari besar,
hari Allah Yang Mahakuasa:
"Lihatlah, Aku datang seperti pencuri
Berbahagialah dia yang berjaga-jaga,
yang memperhatikan pakaiannya,
supaya jangan berjalan dengan telanjang,
supaya jangann kelihatan kemaluannya"
Lalu ia mengumpulkan mereka
di tempat yang disebut Harmagedon
Uskup Edessa terpaku di Gua Wahyu
merambat naik matanya ke  maligai ilahi
menyaksimatakan gelaran peristiwa langit
Malaikat ketujuh  melayang pergi
membawa satu cawan murka Allah
menumpahkan isi cawan ke angkasa
Terdengar suara nyaring dari Bait Suci:
"Sudah terlaksana"
Maka memancarlah silau kilat,
menderulah bunyi gelegar guruh,
terjadilah gempa bumi dahsyat,
gempa hebat di atas bumi,
lalu terbelahlah kota besar menjadi tiga bagian
runtuhlah  semua kota bangsa-bangsa
yang tidak mengenal Allah
Teringatlah Allah akan Babel yang besar itu
untuk diberikan sebuah cawan
yang penuh kegeraman murka Allah
Semua pulau hilang lenyap,
tak ada lagi gunung-gemunung
Hujan es luar biasa besar,
jatuh dari langit murka Allah
menimpa manusia penghojat Allah
(Sumber, Why 16: 1-21)