Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Lampu Hijau

6 Oktober 2025   20:10 Diperbarui: 6 Oktober 2025   20:13 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar lampu hijau dari pixabay.com

Bagaimana kabarmu hari ini?
Masih kuatkah kamu menyusuri rimba raya lalu lintas kehidupan
dari satu persimpangan menuju persimpangan yang lain?

Jika masih kuat
lampu hijau masih menyala untukmu
lampu hijau yang akan menuntunmu
menuju lampu hijau berikutnya.

Jika sudah letih
lampu merah akan menyala
sebagai tanda kamu harus mengambil jeda
sejenak dua jenak
sampai kamu siap untuk melanjutkan perjalanan kembali.

Tidak usah khawatir.
Jalani saja ritme kehidupan sebagaimana mestinya.

Yang tidak layak itu
berhenti saat lampu masih berpendar hijau
atau menerobos maju saat lampu sudah berbinar merah.

Kabar baiknya,
kamu bisa menciptakan lalu lintas lain di dalam kepalamu
tempat di mana kamu bisa berhenti saat lampu menjadi hijau
atau terus bergerak saat lampu menjadi merah
tanpa perlu risau disusul oleh suara klakson bertubi-tubi.
Atau jika perlu
tidak perlu ada tiang-tiang lampu lalu lintas di sana
karena yang ada hanya dirimu dan ruas-ruas jalan
yang bisa kaususuri sepuasnya.

Sampai lampu merah yang sebenarnya di luar sana
berganti menjadi hijau
pertanda sudah waktunya kamu mengakhiri jeda
dan kembali melanjutkan perjalanan sebagaimana mestinya.

Bagaimana kabarmu hari ini? 

---

barombong, 6 oktober 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun