Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Salah Tangkap

26 Mei 2024   20:29 Diperbarui: 26 Mei 2024   20:32 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar oleh Ichigo121212 dari pixabay.com

Wajah orang muda di balik jeruji besi bonyok tidak beraturan.
Entah sudah berapa punggung tangan serdadu
yang mampir di situ.
Mampir basa-basi seadanya
bahkan tidak menunggu disuguhkan kopi
tapi pergi meninggalkan jejak yang dalam.

Matanya terkatup
tangannya tertangkup.
Entah dia sedang berdoa atau menahan perih.
Sakit karena luka di kulit mungkin masih mampu ditahan
tapi sakit karena kata-kata tidak mampu dibendungnya.
Entah karena kata-kata pedas yang masuk ke telinganya
pun karena kata-kata tidak sesuai hati nurani
yang diucapkannya.

Lalu
di bawah malam setengah purnama,
sepi di antara bilik-bilik tahanan
pecah oleh suara derak jeruji besi.
Orang muda itu sepertinya sedang berdoa
dan doanya baru saja dikabulkan.
Seorang serdadu membuka pintu tahanan dan mengeluarkannya.

Seperti punggung tangan pada serdadu,
dia pun berharap tidak perlu mampir lama-lama di situ
bahkan tidak perlu menunggu disuguhkan kopi.
Udara pengap yang menonjok hidung
dan perlakuan yang meninju kewarasan
sudah cukup jadi teman basa-basi.  

---


barombong, 26 mei 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun