Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Mozaik yang Bisu

25 Agustus 2022   19:43 Diperbarui: 25 Agustus 2022   20:01 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar oleh Emmy dari pixabay.com

Biasanya mozaik mengucap kata
sehingga setelah menyusun keping demi keping
kita dapat mendengar sebuah cerita yang lengkap.

Tapi apa yang terjadi jika mozaik membisu?
Tidak peduli sebanyak apapun kepingan yang kita kumpulkan
kita tetap tidak mendengarkan apa-apa.
Tidak peduli selama apapun kita menghabiskan waktu untuk menyusunnya
kita tetap tidak menemukan awal dan ujung cerita.

Lalu kita pun meminta para pakar mikro ekspresi
untuk menginterpretasi
gurat-gurat yang dibentuk wajah mozaik.
Tapi selain mendengarkan dongeng ilmiah
kita tetap tidak mendapatkan apa-apa.

Jadi kita pun membalik keadaan.
Daripada bersusah payah menyusun mozaik yang bisu
lebih baik kita yang berkata-kata
dan mozaik-mozaik itu yang mendengarkan.

---


kota daeng, 25 agustus 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun