Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gelombang Ketiga

9 Februari 2022   19:09 Diperbarui: 9 Februari 2022   19:12 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar untuk puisi: gelombang ketiga

Dalam sekejap
cerah berubah gelap
lalu hujan bersama angin bergulung-gulung
memahat wajah badai yang menggigit langit
dan menggelut laut.

Bahtera kita yang sudah mengarungi belasan zaman
berayun di titian harapan
bak prajurit yang dilanda gentar
tapi maju jua pada medan tempur di depan.

Kapten waspada
awak kapal siaga
para penumpang berdoa.

Kita baru saja melewati puncak dua gelombang cadas
yang menghempas
dan meninju bahtera.

Kini
di depan
puncak gelombang ketiga telah menyentuh awan-awan
mengumpulkan momentum
untuk kembali meninju dan menghempas telak.

Kita memang tidak bisa lari dari puncak gelora
tapi yakinlah
kita selalu mampu menyintas badai dan prahara. 

---

kota daeng, 9 februari 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun