Aku membiarkan hujan yang jatuh berderai-derai membasahi wajahku, menyelusup ke rongga pori-pori ubun-ubun dan mendinginkan isi kepalaku. Mungkin kamu harus mencobanya sesekali, Â terutama saat merasa otakmu sudah bekerja terlalu keras, membuatnya ringkih dan panas.
Selain mendinginkan, air hujan yang menggenang di dalam sana membawa kebaikan yang lain. Bunga-bunga tumbuh dan bermekaran, pun pohon-pohon berbuah lebat sehingga aku leluasa memanen buah yang ranum dari dalam kepalaku.
Suatu hari hujan yang jatuh berderai-derai tidak mau lagi masuk ke rongga pori-pori ubun-ubunku. Dia lebih memilih masuk ke dalam sumur-sumur resapan yang banyak digali membelah kotamu. Akibatnya taman dan hutan-hutan tropis di dalam kepalaku kekurangan air, merana dan nyaris mati.
Tapi jika kelak gerimis atau hujan yang masuk ke dalam sumur-sumur resapan dapat menumbuhkan taman dan hutan-hutan tropis baru, yang bunga dan buahnya bisa dipetik semua orang, biarlah aku rela.
Jika sumur-sumur resapan bisa mendinginkan kotamu yang ringkih dan panas, biarlah aku rela.
Aku bisa keluar dari kepalaku untuk menikmati taman dan hutan yang membelah kotamu. Kita bisa duduk di  tengah alam yang asri, menyeduh bercangkir-cangkir kopi lalu bercerita tentang masa kini dan masa lalu. Â
Setelah puas bercengkerama aku akan kembali ke dalam kepalaku lalu membuat sumur-sumur resapan yang sama. Siapa tahu hujan yang jatuh berderai-derai mau kembali mengalir ke dalam sana.
---
kota daeng, 29 November 2021