Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anak Petani Mengejar Matahari

7 November 2021   19:59 Diperbarui: 8 November 2021   06:50 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari pixabay.com/alexwragge

Anak petani mengejar matahari
dia berlari lincah di antara pematang.
Sesampainya di atas bukit dia menarik napas panjang
memenuhi rongga dadanya dengan aroma embun dan ilalang.
Sebelum pagi menjadi siang
dan wali kelas memulai kelas hari ini
dia akan terus berlari.

Kelak anak petani akan mengejar matahari yang sama
dari dalam mobil mewah limited edition
di atas aspal jalanan metropolitan
yang bising karena deru mesin dan klakson bersahutan.
Tapi dia terus berlari
karena pagi pun ikut berlari
dan kehidupan tidak mau menunggu.

Sementara itu
petani tua memandang bukit dan padang ilalang yang kehilangan tuannya.
Dia memang tersenyum karena anak petani telah menaklukkan kota
tapi dia juga bersedih karena pematang dan ladang telah ikut menua bersamanya.

Sebuah paradoks
yang belum selesai dipikirkan oleh petani tua
sampai siang menjadi senja
dan matahari yang lelah berlari menunggu di tepi bukit.

---

kota daeng, 7 November 20210

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun