Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Babi Ngepet

28 April 2021   20:09 Diperbarui: 28 April 2021   20:24 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi untuk puisi Babi Ngepet. Gambar dari pixabay.com

Seekor babi jadi pesakitan
karena kemerdekaannya baru saja ditukar dengan kerangkeng bambu.

Dia berteriak-teriak membela diri
tapi percuma
teriakannya kalah oleh teriakan puluhan manusia di sekelilingnya
riuh rendah
seperti prajurit yang baru saja menang perang.

Babi tertunduk nelangsa
setelah ujung matanya menangkap kilatan golok raksasa
dan sorak sorai prajurit semakin membahana.

Dari kejauhan
babi lainnya mengintip hati-hati
Ah, seharusnya aku yang berada dalam kurungan itu, batinnya.

Babi itu menggerak-gerakkan mulutnya
lalu
hup! menghilang dalam sekejap.

Seorang lelaki brewok bertampang sangar
muncul dari belakang keramaian.
"Biar aku saja!" serunya pada lelaki yang memegang golok

Golok pun berpindah tangan.

Babi pesakitan mengendus
dan memandang heran pada lelaki brewok
mereka sama-sama bau babi
tapi mengapa manusia-manusia itu tidak menyadarinya?

Riwayat tentang babi ngepet pun menghilang
seiring golok yang berayun garang.

--- 


kota daeng, 28 April 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun