Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Purnama dan Hujan di "Super Town"

20 Maret 2018   22:12 Diperbarui: 20 Maret 2018   22:42 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari https://www.walldevil.com

Bulan purnama dan hujan tidak pernah berkawan. Jika salah satu hadir, maka yang lain akan menyingkir. Jika salah satunya datang maka yang lain akan menghilang.

Tapi malam ini berbeda. Hujan deras sedang mengguyur jalanan, atap dan hutan beton metropolitan, tapi purnama juga sedang bersinar cerah. Aku menikmati panorama tersebut dengan takjub.

Tapi lama kelamaan aku menyadari sesuatu. Hujan ini sesungguhnya adalah air mata sang purnama. Berlatar langit kelabu, dia sedang menangis sejadi-jadinya, seperti kehilangan sesuatu. Ingin rasanya menghiburnya untuk mengenyahkan kesedihan itu, tapi apa dayaku? Jangankan terbang, sayap saja aku tak punya.

Ah, aku ingat, kemarin aku baru saja menangkap salah satu peri malam yang tersesat di kebun belakang rumah. Dia pasti tahu cara tercepat sampai ke purnama dan menghilangkan kesedihannya. Aku berlari ke meja belajar dan membuka laci meja, tempatku menyembunyikan peri malam itu kemarin.

Peri seukuran telapak tangan itu tengah tertidur.

Tidak...

...dia tidak juga terbangun saat aku menggoncang tubuhnya dengan telunjuk dan ibu jariku. Sedetik, dua detik, semenit aku terus berusaha membangunkannya, tapi tidak berhasil. Apa dia sudah... mati?

Tidak juga, perutnya masih bergerak naik turun seirama dengan napasnya. Dia hanya sedang tertidur pulas, sangat pulas. Pasti ada cara membangunkan peri malam.

Aku pun menghidupkan notebook dan berselancar di halaman salah satu mesin pencari.

Alamak!

Tampilan utamanya kenapa jadi hitam legam? Lalu muncul tulisan-tulisan bernada pamer dan mengancam. Hacker hebat ini! Belum pernah ada hacker yang berhasil meretas keamanan mesin pencari kenamaan ini. Sudah berapa lama ya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun