Mohon tunggu...
Aditya Permadi
Aditya Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Skenario Film, dan Pencari Kerja

Maksimalkan potensi diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Pemasaran

30 Desember 2019   10:26 Diperbarui: 30 Desember 2019   10:24 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kosakata kau susun sebagai usaha untuk meyakinkan

Sembari tersenyum seirama kehalusan tutur kata

Sepertinya terlihat sulit menjaga konsistensi sorot mata

Apa karena terselipnya beberapa kata bermakna dusta?

Sungguh, untuk saat ini aku bersedia mengkhawatirkanmu

Tak apalah dengan sedikit terpaksa ku anggukan kepalaku

Aku segan untuk melihat kecanggungan terbentuk pada sikapmu

Hanya untuk saat ini aku menerima saja pembodohan darimu

Jika opini "manusia sekarang sudah pada pintar" adalah suatu realita

Kenapa kita masih saja menggunakan kebusukan suatu pola?

Sehingga tak harus ada lagi anggukan hanya sebatas untuk menjaga rasa, atau hardikan sebab tidak dapat menerima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun