Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mahasiswa Selember Kertas Bertuliskan

6 Desember 2022   16:32 Diperbarui: 6 Desember 2022   16:32 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

                Kemudian, semua pesanan bisa tersedia di tempat lesehan mereka duduk. Mereka memilih duduk di pojokan angkringan, tepat selasar sebuah kios yang kalau dari jalan tidak kelihatan. Makanan hangat telah tersedia. Kudapan untuk menemani bercakap-cakap soal slot sudah siap. Timeo mempersiapkan teman itu senyaman mungkin sambil menanti Bram. Sebelum menyalakan rokoknya, penjual angkringan mendekati mereka duduk, "Apa yang mau kalian bicarakan? Kartu remi ada di dekat gerobak. Membicarakan uang dengan permainan kartu pasti lebih menyenangkan. Ayo diambil dulu,"

                Namun, mereka tidak segera mengambilnya. Asyik menikmati makan terlebih dahulu, tentu mereka kelaparan setelah melewati siang tanpa makan.

                "Tidak usah, Mas. Kami makan terlebih dahulu saja, kebetulan sambil menunggu Bram datang. Kalau asyik main kartu, nanti malah tidak jadi makan. Nanti saja ya, Mas. Malam Minggu ini, jadi waktunya panjang dan menyenangkan. Kami ingin makan sampai puas dulu ini, akhir bulan akan menjadi kesenangan."

                Mereka berdua makan dengan lahap. Seperti belum makan berhari-hari. Keduanya mulai membicarakan soal slot yang sudah direncanakan. Asap rokok dan ungkapan-ungkapan kasar dilontarkan oleh mereka berdua. Permainan kartu juga akan segera mereka mulai.

                Setelah mereka kenyang dan sebatang rokok habis di bibir Timeo, dari arah selatan mulai kelihatan Bram dengan tas kecil dan selembar kertas bertulisan. Bram berjalan menuju angkringan, tampak rauh wajah senang dari Bram.

                Boni berseru. "Itu, bos Bram sudah datang. Dia pasti sudah selesai dengan urusannya di kampus. Bram sudah bawa kertas putih, kita akan mulai memprediksi slot."

                Bram mengambil rokok disakunya, semakin cepat dia berjalan dan mendekati tempat mereka duduk. Kertas putih itu diacung-acungkan. Di angkringan, Bram, Timeo, dan Boni mulai bercakap-cakap. Obrolan mereka beragam, ada yang membahas cewek tercantik di kampus, juga beberapa hal terkait target slot bulan ini.

                "Apa kita hanya membahas slot ini saja ? Cepat atau tidak uang kita peroleh, jumlahnya juga boleh ditambah supaya dapat lebih baik lagi. Jadi, besok bisa ke tempat itu," Bram bertanya pada kedua temannya.

                "Sudah begini saja, kita main slot dan membantu orang-orang. Lalu, sesekali kita minum. Lagian, skripsi sudah dekat. Kita harus mulai rajin membaca bukan. Memangnya apa yang mau direncanakan?" Timeo mulai balik bertanya.

                "Ya, kita akan mencari joki skripsi. Supaya lebih mudah. Itu juga berbagi dengan orang lain. Bagi hasil dong."

                "Joki skripsi? Buat apa? Ini sudah cukup. Aku merasa damai bisa mengerjakan skripsi sendiri besok," jawab Boni sambil meletakkan rokoknya di asbak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun