Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mahasiswa Selember Kertas Bertuliskan

6 Desember 2022   16:32 Diperbarui: 6 Desember 2022   16:32 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

                "Joki yang mempermudah tugas. Jadi, tinggal bayar saja dan kirim nama. Selesai. Mengapa dipersulit, kita punya uang." Jawab Bram seraya tertawa.

                "Boleh juga sebenarnya. Aku mengerti itu. Tapi, dimana bisa dapat joki skripsi ? Kapan kita bisa bertemu. Pengumpulan juga tinggal seminggu lagi," Timeo bertanya.

                "Besok kita ketemu lagi, kita akan ke belakang kampus dan salah satu tempat yang menarik di kota ini. Kalian mau ikut tidak, bukan soal slot saja. Ini soal skripsi, soal kelulusan kita. Kalian mau jadi mahasiswa abadi ?" Bram mulai mengajak.

                "Ikut. Kami juga sebenarnya tidak kuat untuk mengerjakan dalam waktu singkat."

                Mereka kembali menertawakan kebersamaan di angkringan itu. Main kartu dan merokok sampai pagi menjadi kegiatan rutin mereka. Pemilik angkringan hanya menggelengkan kepala. Sedikit heran dengan tingkah mahasiswa yang katanya adalah generasi penerus bangsa.

***

                Saat pagi mulai tiba, setelah mereka berjanjian untuk menjoki tugas skripsi, Timeo dan Boni segera kembali ke kampus. Namun, Bram masih berada di tempat itu mendiskusikan soal investasi slot dengan penjoki skripsi. Besar harapan Bram, supaya skripsinya bisa selesai dengan pemberian slot. Slot menjadi andalan Bram dalam menyelesaikan masalah, termasuk skripsi.

***

                Siang hari, Bram hanya melamun di kampus karena semua catatannya hilang, yang dapat berarti, tidak ada lagi ilmu judi slot yang sudah dikembangkannya. Ia mulai emosian dan marah-marah, termasuk pada penjoki tugas skripsinya.

                Lalu dengan lemas, menuju ke perpustakaan. Mulai membaca buku demi buku dan ketika melihat kertas, Bram langsung mengecek. Bukan karena ingin memaca, tapi mencari catatan judi slotnya. Harapannya besar, untuk dapat menemukan kembali catatan judi slotnya. Dengan rasa kesal, setiap halaman buku dibukanya. Tapi, semua tidak ada hasilnya.

                Meski sudah putus asa, satu lembar kertas putih mulai dicoretnya. Dia membawa kertas itu. Dalam pikirannya, lalu berkecamuk berbagai persoalan yang dialami. Ada perasaan bersalah, ketakutan, dan penyesalan karena kehilangan kertas catatannya. Mengapa ia hanya menggantungkan hidup pada selembar kertas dengan catatan judi slot, setiap menang malah menjadikan kertas itu sebagai jimat yang dianggap mujur. Kenapa ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun