Mohon tunggu...
Tebe Tebe
Tebe Tebe Mohon Tunggu...

"Hidup itu....Tuhan yang menentukan. Kita yang menjalaninya. Dan orang lain yang mengomentari (kepo)." (tebe)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

(Review Film) The Monkey King: Kejahatan Takkan Bisa Menang dengan Kebaikan

10 Februari 2014   06:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:59 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13919890141043770783

(Review Film) The Monkey King : Kejahatan Takkan Bisa Menang  dengan Kebaikan

[caption id="attachment_321610" align="aligncenter" width="474" caption="ilustrasi : http://twitchfilm.com"][/caption]

Setiap agama, entah itu Muslim, Nasrani (Protestan/Katholik), Budha, Hindu dan Khongucu tentu masing-masing kepercayaan dan keyakinannya selalu mengajarkan sebuah kebaikan atau kebajikan. Entah itu kebaikan/kebajikan untuk menyayangi dan mengasihi sesama makhluk Tuhan. Entah, hewan, tumbuh-tumbuhan maupun yang paling utama adalah pada manusia. Dikarenakan manusialah makhluk yang sempurna—dan selalu berdampingan satu dengan yang lain.

Dan apabila ada kejahatan, kelaliman dan kedzaliman itu bukan dari ajaran (setiap) agama. Tetapi itu berasal dan bersumber dari manusianya itu sendiri! Dan itu adalah manusia yang mempunyai hati yang kotor dan tidak memedulikan kembali ajaran agama yang mengajarkan dan mengajurkan kebaikan/kebajikan terhadap sesama makhluk Tuhan di bumi ini.

Inilah yang disampaikan dalam film the Monkey King (2013). Dimana film ini menceritakan bagaimana seekor kera yang lahir dari batu surgawi (Nuwa) dan memiliki kekuatan supranatural yang hebat untuk mengabdi pada biksu Xuanzang. Dan kera itu bernama Sun Wukong (Donnie Yen).

Ya, film ini dibuka dengan pertarungan antara Siluman Raja Banteng (Aaron Kwok) ingin menguasai kayangan dengan segala macam cara. Ia menantang Kaisar Langit (Chow-Yu-Fat) sebagai Kaisar kayangan. Dalam pertempuran itu Kaisar Langit mengampuni Siluman Raja Banteng dan adiknya bernama Siluman Srigala Putih atas kekalahan dan kesalahannya ingin menghancurkan kayangan.

Singkat kata, hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun hingga 500 tahun kemudian lahirlah Sun Wukong, kera kecil (masih) di dalam batu surgawi (batu Nuwa) yang masih berada di dalam gunung. Lalu ia bertemu dengan Siluman Srigala Putih. Akhirnya mereka jatuh cinta dan saling menyukai di kemudian hari.

Sayangnya percintaan Sun Wukong dan Siluman Srigala Putih dimanfa’atkan oleh Raja Siluman Banteng tak lain kakak laki-laki Siluman Srigala Putih. Sun Wukong diperalat untuk mengobrak-abrik kayangan. Padahal itu semua siasat busuk Raja Siluman Banteng untuk balas dendam kembali merebut kayangan dari tangan Kaisar Langit. Apalagi Sun Wukong termakan api amarah ketika diketahui kekasihnya (Siluman Srigala Putih) mati karena turun tangan dari kayangan, Kaisar Langit yang membunuh. Padahal kekasihnya itu dibunuh oleh kakaknya, Raja Silumun Banteng yang tak setuju beradu kekasih dengan Sun Wukong.

Lebih-lebih Sun Wukong difitnah pula telah mengambil pil abadi oleh Dewa Erlang (Dewa Bermata Tiga). Karena ia ingin mendapatkan ilmu (pil) keabadian. Karena ia ingin seperti gurunya biksu Xuanzhang. Bisa menghidupkan kupu-kupu mati jadi hidup bisa terbang kembali.

Hmm, apakah apakah Sun Wukong akan mengalahkan Raja Siluman Banteng? Benarkah Sun Wukong yang mengambil pil abadi itu? Lalu apakah yang dipertanggungjawabkan Sun Wukong seusai mengobrak-abrik kayangan karena api amarahnya?

Sebenarnya film ini ingin memberitahukann gambaran/asal muasal Sun Wukong lahir sampai akhirnya ia bertemu biksu Tom San Chong sebagai muridnya untuk melakukan perjalanan untuk mengambil kitab suci bersama kedua teman-temannya yakni Kakak Pertama (Cut Pat Kai) dengan “tagline” tersohornya itu “Cinta beginilah cinta, deritanya tiada akhir” dan adik satu asuhan biksu Tom San Chong bernama Wu Ching.

Dan semua itu ada pada film berseri televisi yang berjaya pada tahun 1996. Dengan nama judul “Journey to the West (Perjalanan ke Barat) yang merupakan serial film TV yang diproduksi oleh TVB Hongkong pada tahun 1996 berdasarkan novel klasik China dengan judul yang sama. Dalam serial ini Sun Wukong (Kera Sakti) diperankan oleh aktor Dicky Cheung. Pada tahun 1998, TVB kembali membuat Journey to The West Jilid II. Tetapi peran kali ini perankan oleh Benny Chan.

Film 'The Monkey King' versi Donnie Yen ini sebenarnya akan dipromosikan di '16th Shanghai International Film Festival'. Film ini diangkat dalam bentuk konsep 3D dan digarap oleh sutradara Cheang Pou Soi. Ceritanya diadaptasi ke dalam versi terbaru dari tugas 'Perjalanan ke Barat' yang diceritakan dalam empat novel klasik terbesar sastra Cina. Dan inti cerita baik film di layar lebar  (konsep 3D) dan  film televisi berseri tak ada bedanya. Hanya yang membedakan adalah dari kualitas gambar lebih soft, alur (penceritaan) yang mudah dimengerti dan singkat, visual effect yang pula begitu keren. Makna dan pesan film ini juga sangat positif sekali. Apalagi bertepatan untuk meramaikan Hari Raya Imlek (Lebaran Orangnya China/Khongucu) dan Cap Gomeh nantinya sangat tepat untuk ditonton..

Ya, makna dan pesan dalam film ini kita sebagai makhluk Tuhan yang sempurna (manusia) harus saling menebarkan kebaikan/kebajikan dan cinta-kasih serta saling peduli terhadap sesama jangan terlalu mengumbar api amarah dan emosi sesaat hingga mendapatkan/balasan berupa menanggung ganjaran yang setimpal.

Halnya yang dilakonkan oleh Sun Wukong di film ini agar bisa mengendalikan hawa nafsu (emosi) serta amarah agar bisa terhindar dari hal yang tidak diinginkan.

Selamat menonton.

Keterangan:

Menonton di Blok M Plaza

Date : Sat, 08 Feb

Time : 18:05

Row : A Seat 18

Price : 40.000 Cash

Theater 4

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun