Mohon tunggu...
Pecandu Sastra
Pecandu Sastra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jurnalis dan Penulis

Freelance || Writer || Reading || Cofee || Sampaikanlah Kebenaran Dengan Pemahaman Orang Banyak || Manjadda wa Jada || E-Mail: pecandusastra96@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Bawah Ridho Abah | Sebuah Cerpen Islami

8 Juli 2023   20:09 Diperbarui: 8 Juli 2023   20:19 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Google

Beliau tersenyum. Lalu berdiri memeluk tubuhku dari belakang.

"Dik, Alhamdulillah sebagaimana rapat yang kita laksanakan sore hingga malam tadi bersama Kiai Abdullah, semua sepakat menjadikan abah sebagai pimpinan Pondok Pesantren Al Husnayan cabang kesembilan,"

"Tapi abah, umi belum siap menjadi umi nya anak-anak yang lain,"

"Sudah. Tidak usah khawatir, abah akan selalu membimbing dan bersama umi. Bismillah, semoga Allah meridhoi langkah kita,"

Setelah mendengar kabar itu, kami kembali sowan ke rumah ayah dan bunda serta kedua orang tua Abah Alwi, guna memohon ridho dan doa restu dari beliau semua. Mengingat lokasi pesantren terletak di desa yang masih terbilang terpencil dan jauh dari keramaian kota.

Sepekan setelah menyelesaikan semua tanggungjawab di kantor pusat dan sowan ke rumah ayah dan bunda serta kedua orang tua Abah Alwi. Kami sekeluarga bergegas meninggalkan kota menuju desa terpencil, memulai kehidupan baru sebagai pimpinan pesantren.


Ya Allah kami pergi meninggalkan kota ini dan kami datang menghampiri desa itu yang akan menjadi tempat baru bagi kami. Dengan niat sami'na wa atho'na kepada-Mu, berkahi, rahmati, dan ridhai kami. Aamiin

* * * * *

 Memulai kehidupan baru di tempat yang belum terbiasa merupakan sebuah anugerah sekaligus tantangan bagi kami, sebab harus menyesuaikan diri. Pepatah mengatakan "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung" sebagai pendatang, seperti itulah cara kami menghargai dan menghormati adat istiadat di sana. Meskipun ada hal yang tidak bisa kami terima untuk diyakini, namun bukan berarti kami tidak menghargai ataupun menghormati.

Alhamdulillah, niat baik akan selalu membawa keberkahan hidup, kedatangan kami disambut baik oleh warga setempat. Sejak hari pertama banyak warga membantu berbenah, rejeki pun tak henti mengalir, baik makanan, hasil bumi, hingga materi lain kami peroleh dari shodaqoh warga. Bahkan ada warga yang tidak sabar anak nya untuk segera dititipkan di pesantren guna menimba ilmu.

 Waktu kian bergulir, perlahan santri Pesantren Al Husnayan semakin bertambah. Namun masih saja tantangan dan rintangan menghampiri. Seiring berjalannya waktu banyak orang tua wali santri meminta agar di pesantren juga diadakan sekolah formal, supaya anak-anak lebih aman dan nyaman di pesantren. Sebab untuk sekolah formal mereka biasa sekolah di luar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun