Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Renungan Malam

31 Agustus 2020   22:01 Diperbarui: 31 Agustus 2020   21:54 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulan Purnama (pixabay)

Kutanggalkan dagingku di atas pasir yang kegirangan disirami cahaya bulan purnama, diiringi desiran angin dari daun-daun kelapa yang berderet-deret di pelataran pantai.

Tapi bukan untuk meraih bintang sekejap buat mengisi dada yang kehausan ambisi memiliki.

Kutarik kembali perlahan-lahan bayangan kaki dan tangan hari ini dalam timbangan waktu, lalu kuayun-ayunkan dalam keheningan, barangkali tarianku hari ini meninggalkan air mata dan kekecewaan dan sumpah serapah di hati saudaraku.

Kuangkat tinggi-tinggi hatiku dalam kerendahan lalu kubiarkan tersedot dalam putaran waktu. 

Kubiarkan noda-noda ini lumat dalam belas kasih-Nya yang tak bertepi. Aku terhempas, lalu tenggelam dalam malam yang semakin malam hingga mulut menyemburkan air bagi lidah-lidah kering dan kehausan karena kehilangan asa esok hari.

Jakarta, 310820

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun