Mohon tunggu...
Igniz Patristiane
Igniz Patristiane Mohon Tunggu... -

kerja, kuliah, me-time. perpaduan dari legitnya seduhan panas vanilla latte dengan topping whipped cream pada pagi hari yang dingin. dengan menulis di waktu senggang serasa menikmati roti bakar selai nanas dengan taburan keju bagiku :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kehidupan Baru

7 Agustus 2016   12:21 Diperbarui: 7 Agustus 2016   12:32 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ya, saya orang Indonesia," jawabku menimpali dengan bahasa Inggris. Ibu itu seketika tersenyum senang. Ia segera menuju ke arahku.

"Kau menjatuhkan dompetmu, Nduk," kini ia menggunakan bahasa Indonesia yang fasih.

"Ibu dari Indonesia?"

"Aku dulunya tinggal di Madiun," mendengarnya, timbul kegembiraan di hatiku. "Sewaktu bekerja di Jakarta, aku bertemu jodohku dan kami menikah sudah tiga puluh tahun. Aku di Belanda ini ya kira-kira sudah 25 tahun. Begitu, Nduk."

Aku mengangguk-angguk. Rasa-rasanya aku senasib dengan beliau. "Suami Ibu orang Belanda?" Beliau menggeleng.

"Orang Padang. Tetapi, dia awalnya mendapat pekerjaan di Universiteit Leiden. Hal yang membuat kami pindah ke sini. Setelah dia pensiun, dia ikut-ikut temannya membuka rumah makan Padang," ia lalu menepuk-nepuk bahuku dengan lembut, "Mampirlah ke rumah makan kami, Nduk," ia berhenti dari jalannya yang sedikit tertatih-tatih pelan. "Tempatnya di sekitar Amsterdam sini. Untukmu aku berikan harga khusus yang lebih murah dengan porsi sesukamu" beliau mengerling. Tampak cantik di usianya yang sudah senja.

Aku menceritakan pertemuanku dengan Ibu Nora tadi siang dengan suamiku ketika kami tengah makan malam. Sepiring omelet dengan toping irisan bakso dan sosis juga irisan cabe merah dan bawang putih. Kami menyantapnya dengan nasi putih yang mengepul hangat, dan sepertinya Jeff menyukainya.

(bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun