Mohon tunggu...
parman rudiansah
parman rudiansah Mohon Tunggu... Secret

Berbahasa bukan hanya tentang keterbukaan tetapi tantang bagaimana kamu bersembunyi (parmanrudiansah)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nona

27 Juli 2025   09:25 Diperbarui: 27 Juli 2025   09:25 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku titip pesan untukmu nona

Aku titip untaian bunga di dagumu

Harum semerbak takbir sentosa

Pagi melekat bersama camar diudara 

Terkadang seperti tikus rakus

Purnama ini aku melayang 

Bersorak sekaligus berdahak

Aku melihat mereka seperti kau

Mereka melihat kamu seperti luka

Aku menyengir saja karena aku sudah berlumur

Beruntungnya aku

Tapi

Tahukah kamu ini sudah lagi tak berguna

Perempuan perempuan sudah tak lagi perawan

Pejabat pejabat sudah kerasukan sapi impor

Mahasiswa mahasiswa sudah menjadi badut

Sementara aku, kulitpun sudah lapuk, tulangpun sudah bertanah

Akalpun sudah tak ada

Haaaaa. haaaaa. 

Aku tak tega mengatakan aku pikun

Umpama kan saja bagaimana kalau ternyata ini hanya

Hanya 

Kekhawatiranku saja

Tapi 

Untuk apa? 

Biarlah kecoa saja yang menemaniku syahdu pagi ini

Cecurut yang menggepar karena bunghak

Aku mengehel saja biarkanlah

Biarkan karena akupun hanya seekor lalat yang menguap

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun