Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Salsa Erwina Hutagalung dan Tuntutan Rakyat

3 September 2025   18:30 Diperbarui: 3 September 2025   22:05 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Influencer asal Indonesia yang kini tinggal di Aarhus, Denmark, Salsa Erwina Hutagalung menjadi sorotan usai menantang Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni untuk debat terbuka.(KompasTV) 

Reaksi dan Tantangan

Publik menyambut positif draf tuntutan ini. Banyak yang menganggap suara Salsa sebagai cerminan keresahan rakyat kebanyakan. Namun tentu saja, tidak semua pihak senang. Kalangan politisi DPR bisa merasa tersinggung, aparat kepolisian bisa merasa disudutkan, dan pemerintah bisa menganggapnya sebagai tekanan berlebihan.

Pertanyaan krusialnya adalah: sejauh mana tuntutan ini akan didengar? Pemerintah bisa saja merespons dengan janji normatif, atau bahkan mencoba mendeligitimasi Salsa dengan label-label negatif. 

Namun fenomena ini menunjukkan satu hal : ruang artikulasi politik kini tidak lagi dimonopoli elit, melainkan bisa datang dari seorang diaspora muda di Instagram.

Dari Diaspora untuk Nusantara

Salsa mungkin hanyalah satu dari jutaan diaspora Indonesia yang tersebar di berbagai negara. Tetapi ia memberi contoh bagaimana diaspora tidak harus kehilangan keterikatan pada tanah air. Dengan memanfaatkan platform digital, mereka bisa menjadi jembatan antara pengalaman global dan kebutuhan lokal.

Keberanian Salsa mengunggah draf tuntutan publik juga menunjukkan generasi muda tidak lagi takut untuk bersuara. Mereka menyadari politik menentukan harga beras, biaya sekolah, kualitas kesehatan, dan bahkan keselamatan dalam demonstrasi. Politik bukan lagi milik partai dan parlemen saja.

Menyulam Harapan

Aksi Salsa Erwina Hutagalung pasca demo Agustus adalah cermin dari zaman yang berubah. Demokrasi Indonesia sedang diuji : apakah ia hanya akan menjadi prosedur kosong, atau benar-benar menjamin suara rakyat?

Draf 12 poin itu mungkin tidak semuanya bisa diwujudkan dalam tujuh hari, seperti ultimatum yang ia tuliskan. Tetapi pesan utamanya jelas, rakyat butuh perubahan nyata, bukan sekadar wacana.

Generasi Z, lewat medium yang sederhana seperti reel Instagram, bisa mengguncang jagat politik nasional. Inilah generasi yang tidak lagi puas dengan basa-basi, melainkan menuntut langkah konkret.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun