Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

ICJ dan Sandiwara Keadilan di Den Haag

24 Juli 2024   18:20 Diperbarui: 24 Juli 2024   18:20 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ICJ di Den Haag, Netherland. (Sumber : https://www.opb.org)

Argumen kedaulatan ini adalah bagian dari narasi nasional Israel yang menegaskan hak historis dan religius mereka atas tanah tersebut. Pernyataan ini menyoroti ketegangan yang sedang berlangsung antara klaim historis dan legal dengan konsensus internasional yang bersifat sepihak

Tekanan Internasional

Halpern berpendapat keputusan ini merupakan taktik politik untuk menekan Israel agar menerima solusi politik tertentu terhadap konflik tersebut.

Dalam banyak kasus, keputusan internasional bisa digunakan sebagai alat untuk menekan pihak tertentu dalam negosiasi konflik. Namun, ini juga bisa dilihat sebagai langkah untuk memastikan solusi yang dicapai adil dan sesuai dengan standar hukum internasional. Proses perdamaian di Timur Tengah sangat kompleks dan telah berlangsung lama, dan banyak yang percaya tekanan internasional diperlukan untuk memajukan dialog menuju penyelesaian damai, tetapi seyogyanya tidak sepihak tentunya.

Pernyataan Arab-Palestina

Pernyataan dari pihak Arab-Palestina, seperti yang diungkapkan oleh Riad Maliki, menyoroti pentingnya keputusan ICJ sebagai kemenangan bagi hukum internasional dan keadilan.

Opini Micah Halpern menggambarkan perspektif yang sangat skeptis terhadap peran dan motif ICJ dalam konteks konflik Israel-Arab Palestina. Kritik terhadap bias dan motivasi politik dari keputusan-keputusan internasional memang penting dalam diskusi ini, namun perlu diingat pandangan ini adalah salah satu dari banyak perspektif yang ada dalam debat yang sangat kompleks dan multi-dimensional.

Inggeris dan Perancis

Inggeris dan Perancis seharusnya tampil menengahinya karena kedua negara imperialis tempo doeloe inilah yang membagi tanah legacy Israel itu yang sebagiannya untuk orang Arab. Dan mereka juga harus menjelaskan tanah itu secara keseluruhan adalah tanah legacy Israel. Kalaupun namanya berubah jadi Palestina. Itu sudah dilakukan imperium Romawi sejak 2000 tahun lalu dalam rangka menghapus nama Israel dari peta bumi. Karenanya ICJ juga harus mengadakan pengadilan lain yang tersendiri bahwa Palestina itu tak ada dalam kosa kata Arab. Itu hanya ada dalam kosa kata Greek kuno. Orang Arab  didorong ke tanah legacy Israel, itu semata hanya karena Inggeris dan Perancis hendak mendekolonisasinya tak lama setelah Perang Dunia II berakhir.

Perjanjian Sykes-Picot (1916)

Dalam rangka memperluas perspektif, kedua negara imperialis utama tempo doeloe itu perlu dihadirkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun