Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Kopi Asia Semakin Dinamis

27 September 2022   18:52 Diperbarui: 2 Oktober 2022   09:17 3241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi Lontjeng di Kajoetangan Heritage, Malang. Foto: Parlin Pakpahan.

Riset iiMedia China pada Nopember memproyeksikan pasar kopi di negara itu akan mempertahankan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 27%, dan itu akan mencapai 1 triliun yuan pada 2025, naik dari 381,7 miliar yuan pada 2021.

Investor tampaknya memperhatikan perkiraan ambisius tsb. Manner, dilaporkan berencana untuk mengembangkan sahamnya, menarik beberapa putaran pendanaan pada tahun lalu dari investor, termasuk Temasek Singapore, Meituan dan ByteDance.

Seesaw, yang menjalankan kurang dari seratus toko, menarik ratusan juta yuan dari operator teh susu China Heytea pada Juli dan Costone Capital pada Desember, mendorong valuasinya menjadi 1,6 miliar yuan, menurut penyedia data China Itjuzi.com.

Bagi peminum kopi China, operator lokal ini dengan tawaran pelokalan mereka mencerminkan tren guochao, atau patriotik, yang telah menyapu pasar konsumen dari pakaian jadi hingga kosmetik sejak ketegangan perdagangan dengan AS dimulai. Tidak seperti pemain asing di China dengan biji kopi impor mereka, operator rantai Cina memilih biji lokal berdasarkan pertimbangan biaya dan preferensi pelanggan untuk rasa lokal.

Kalau pemain kopi di China bisa membuktikan biji kopi lokal sama bagus dan enaknya dengan kopi asing, maka taktik ini akan berhasil. Mereka tidak menyasar orang asing, tetapi generasi muda lokal yang sensitif dengan jenis pemasaran model patriotik ini.

Para pemuda pekerja di China ini tidak selalu suka minum di Starbucks atau Costa. Ketika mereka menemukan gerai yang dikelola oleh pemiliknya sendiri, mereka bersedia mencobanya dan kemudian menyukainya sebagaimana menyukai Manner karena kebijakannya yang ramah lingkungan. Pendeknya mereka merasa lebih dekat dengan masyarakat internasional.

Danny Li, pendiri Goffee-Coffee di Myanmar, telah melihat tren serupa di antara para pelanggannya.

Setelah lulus dari sebuah universitas di Taiwan, Li yang merupakan keturunan Tionghoa Burma membuka kedai kopinya di Mandalay pada tahun 2016 ketika hampir tidak ada kafe, selain restoran, yang menawarkan kopi. Ketika saya belajar di Taiwan saya memutuskan untuk membawa kembali budaya kopi ke negara asal saya, katanya. Namun, banyak pelanggannya adalah orang-orang teknik, insinyur muda, dan para ekspatriat, ketimbang penduduk setempat.

Untuk menyebarkan budaya kopi, Li menawarkan workshop di kafenya. Teh susu telah menjadi minuman pokok di jalan-jalan Myanmar, bekas jajahan Inggeris, tetapi gelombang itu berbalik ketika orang-orang mulai minum kopi. Kami memberi tahu orang-orang tentang kopi dan bagaimana membedakan kopi yang baik, kata Li.

Negara lain dengan sejarah panjang minum teh adalah Jepang. Jepang telah mengalami peningkatan konsumsi kopi dalam beberapa tahun terakhir. Pasar kopi Jepang adalah yang terbesar di Asia, dengan penjualan kopi senilai US $ 34,45 miliar pada tahun 2020, menurut Mersol & Luo.

Konsumsi teh telah menjadi arus utama di Asia sejauh ini, tetapi jumlah orang yang minum kopi terus meningkat. Begitulah Jepang sekarang. seperti yang dapat kita lihat sekarang, Karena Jepang awalnya memiliki budaya minum teh, maka warganya mempunyai kebiasaan merebus air. Tak heran mudah untuk membangun budaya minum kopi di Jepang, seperti menyeduh kopi tuang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun