setiap tetes air mata menjadi pupuk bagi akar yang tersembunyi.
kita membersihkan diri dari debu yang melekat di pangkuan,
bersiap untuk mendekap makna yang lebih hakiki.
pelukan yang kedua, yang menanti di ujung jalan,
adalah lembaran baru, dengan aroma dan melodi yang berbeda
mungkin ia berupa hikmah yang terselip dalam kegagalan
mungkin tangan asing yang menawarimu secangkir kedamaian
ia bisa jadi pemahaman diri yang lebih utuh dan mendalam
bahwa harga diri tak pernah bergantung pada kehadiran siapa pun
kita dipindahkan menuju pertumbuhan, menuju kesiapan yang matang
menjadi pribadi yang tak lagi meminta, tapi memberi arti